Manusia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
Tokoh adalah istilah untuk orang yang tenar (misalnya 'tokoh politik', 'tokoh yang tampil dalam film', 'tokoh yang menerima penghargaan', dll).
Biologi
?Manusia[1] Rentang fosil: 0.2–0 Ma Pleistocene - belakangan ini | ||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Manusia berjenis kelamin laki- laki dan perempuan | ||||||||||||||||||
Status konservasi | ||||||||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||
Nama trinomial | ||||||||||||||||||
Homo sapiens sapiens Linnaeus, 1758 |
Ciri-ciri Fisik
Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan juga dapat mempengaruhinya, seperti gizi makanan.
Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.
Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah [1] sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia saat ini.
Ciri-Ciri Mental
Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.
Pengenalan pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia mempunyai mental yang baik.
Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.
Lihat pula Berpikir, IQ, Ingatan, Penemuan, IPA, Filsafat, Pengetahuan, Pendidikan, Kesadaran
Habitat
Pandangan konvesional dari evolusi manusia menyatakan bahwa manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih enam milyar jiwa, adalah salah satu dari mamalia terbanyak di dunia.
Sebagian besar manusia (61%) berkediaman di daerah Asia. Mayoritas sisanya berada di Amerika (14%), Afrika (13%) dan Eropa (12%), dengan hanya 0.3% di Australia.
Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; terkadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.
Perkampungan manusia menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur untuk menanam hasil panen dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.
Habitat manusia dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak akrab dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal dan umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun 1969 dan 1974, telah ada dua manusia sekaligus yang menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun 2004, telah ada banyak keberadaan manusia di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.
Populasi
Dalam kurun waktu 200 tahun dari 1800 sampai 2000, populasi dunia telah bertambah pesat dari satu hingga enam milyar. Diperkirakan mencapai puncaknya kira-kira sepuluh milyar selama abad ke-21. Sampai 2004, sebuah minoritas yang cukup besar — sekitar 2.5 dari jumlah 6.3 milyar jiwa — tinggal di sekeliling daerah perkotaan. Urbanisasi diperkirakan akan melonjak drastis selama abad ke-21. Polusi, kriminal dan kemiskinan hanyalah beberapa contoh dari masalah yang dihadapi oleh manusia yang tinggal di kota dan pemukiman pinggiran kota.
Asal Mula
Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.
Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi manusia:
- perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.
- pengurangan gigi taring.
- penggerak bipedal (dua kaki)
- perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan manusia).
Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian untuk melihat pola pikir yang berlawanan.
Kerohanian dan Agama
Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut dianggap sebagai "orang manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya dari kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang dan ditolak oleh lainnya. Juga, adalah perdebatan di antara organisasi agama mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh komunitas hewani dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.
Animisme
Animisme adalah kepercayaan bahwa obyek dan gagasan termasuk hewan, perkakas, dan fenomena alam mempunyai atau merupakan ekspresi roh hidup. Dalam beberapa pandangan dunia animisme yang ditemukan di kebudayaan pemburu dan pengumpul, manusia sering dianggap (secara kasarnya) sama dengan hewan, tumbuhan, dan kekuatan alam. Sehingga, secara moral merupakan kewajiban untuk memperlakukan benda-benda tersebut secara hormat. Dalam pandangan dunia ini, manusia dianggap sebagai penghuni, atau bagian, dari alam, bukan sebagai yang lebih unggul atau yang terpisah darinya. Dalam kemasyarakatan ini, ritual / upacara agama dianggap penting untuk kelangsungan hidup, karena dapat memenangkan kemurahan hati roh-roh sumber makanan tertentu, roh tempat bermukim, dan kesuburan serta menangkis roh berhati dengki. Dalam ajaran animisme yang berkembang, seperti Shinto, ada sebuah makna yang lebih mendalam bahwa manusia adalah sebuah tokoh istimewa yang memisahkan mereka dari segenap benda dan hewan, sementara masih pula menyisakan pentingnya ritual untuk menjamin keberuntungan, panen yang memuaskan, dan sebagainya.
Kebanyakan sistem kepercayaan animisme memegang erat konsep roh abadi setelah kematian fisik. Dalam beberapa sistem, roh tersebut dipercaya telah beralih ke suatu dunia yang penuh dengan kesenangan, dengan panen yang terus-menerus berkelimpahan atau bahkan permainan yang berlebih-lebih. Sementara di sistem lain (misal: agama Nawajo), roh tinggal di bumi sebagai hantu, seringkali yang berwatak buruk. Kemudian tersisa sistem lain yang menyatukan kedua unsur ini, mempercaya bahwa roh tersebut harus berjalan ke suatu dunia roh tanpa tersesat dan menggeluyur sebagai hantu. Upacara pemakaman, berkabung dan penyembahan nenek moyang diselenggarakan oleh sanak yang masih hidup, keturunannya, sering dianggap perlu untuk keberhasilan penyelesaian perjalanan tersebut.
Ritual dalam kebudayaan animisme sering dipentaskan oleh dukun atau imam (cenayang), yang biasanya tampak kesurupan tenaga roh, lebih dari atau di luar pengalaman manusia biasa.
Pemraktekan tradisi penyusutan kepala sebagaimana ditemukan di beberapa kebudayaan, berasal dari sebuah kepercayaan animisme bahwa seorang musuh perang, jika rohnya tak terperangkap di kepala, dapat meloloskan diri dari tubuhnya dan, setelah roh itu berpindah ke tubuh lain, mengambil bentuk hewan pemangsa dan pembalasan setimpal.
Mistikme
Barangkali merupakan praktek kerohanian dan pengalaman, tetapi tidak harus bercampur dengan theisme atau lembaga agama lain yang ada di berbagai masyarakat. Pada dasarnya gerakan mistik termasuk Vedanta, Yoga, Buddhisme awal (lihat pula Kerajaan manusia), tradisi memuja Eleusis, perintah mistik Kristiani dan pengkhotbah seperti Meister Eckhart, dan keislaman Sufisme. Mereka memusatkan pada pengalaman tak terlukiskan, dan kesatuan dengan supranatural (lihat pencerahan, kekekalan). Dalam mistikme monotheis, pengalaman mistik memfokuskan kesatuan dengan Tuhan.
Politheisme
Konsep dewa sebagai makhluk yang sangat kuat kepandaiannya atau supernatural, kebanyakan dikhayalkan sebagai anthropomorfik atau zoomorfik, yang ingin disembah atau ditentramkan oleh manusia dan ada sejak permulaan sejarah, dan kemungkinan digambarkan pada kesenian Zaman Batu pula. Dalam masa sejarah, tatacara pengorbanan berevolusi menjadi adat agama berhala dipimpin oleh kependetaan (misal: agama Vedik, (pemraktekan kependetaan berkelanjutan dalam Hinduisme, yang namun telah mengembangkan teologi monotheis, seperti penyembahan berhala theisme monistik, Mesir, Yunani, Romawi dan Jerman). Dalam agama tersebut, manusia umumnya diciri-cirikan dengan kerendahan mutunya kepada dewa-dewa, terkadang dicerminkan dalam masyarakat berhirarki diperintah yang oleh dinasti-dinasti yang menyatakan keturunan sifat ketuhanan/kedewaan. Dalam agama yang mempercayai reinkarnasi, terutama Hinduisme, tak ada batasan yang kedap di antara hewan, manusia, dan dewa, karena jiwa dapat berpindah di seputar spesies yang berbeda tanpa kehilangan identitasnya.
Monotheisme
Gagasan dari suatu Tuhan tunggal yang menggabungkan dan malampaui semua dewa-dewa kecil tampak berdiri sendiri dalam beberapa kebudayaan, kemungkinan terwujud pertama kali dalam bida’ah / klenik Akhenaten (lebih dikenal sebagai Henotheisme, tahap umum dalam kemunculan Monotheisme). Konsep dari kebaikan dan kejahatan dalam sebuah pengertian moral timbul sebagai sebuah konsekuensi Tuhan tunggal sebagai otoritas mutlak. Dalam agama Yahudi, Tuhan adalah pusat dalam pemilihan orang Yahudi sebagai rakyat, dan dalam Kitab Suci Yahudi, takdir komunitas dan hubungannya dengan Tuhan mempunyai hak istimewa yang jelas (harus diutamakan) di atas takdir individu. Kekristenan bertumbuh keluar dari agama Yahudi dengan menekankan takdir individual, khususnya setelah kematian, dan campur tangan pribadi Tuhan dengan adanya inkarnasi, yaitu dengan menjadi manusia selama sementara. Islam, walaupun menolak kepercayaan kristiani untuk Tritunggal dan inkarnasi ketuhanan, sangatlah mirip dengan Kekristenan dalam melihat manusia sebagai wali / wakil dari Tuhan dan satu-satunya makhluk inkarnasi yang memiliki kehendak bebas (atau dapat berdosa) atau melakukan hal yang bertentangan dengan alam. Dalam semua agama Abraham, manusia adalah penguasa, atau pengurus, di atas seluruh muka Bumi dan semua makhluk lain, sedikit lebih rendah daripada malaikat (lihat Rantaian Makhluk-Makhluk), dan memiliki moral hati nurani yang unik. Hinduisme, juga belakangan mengembangkan teologi monotheis seperti theisme monistik, yang berbeda dari pikiran Barat mengenai monotheis. Agama monotheistik mempunyai kemiripan dalam kepercayaan bahwa umat manusia diciptakan oleh Tuhan, diikat oleh kewajiban kasih sayang, dan dirawat oleh pemeliharaan baik kaum / pihak ayah.
Lihat pula: Tuhan, Jiwa, Atman, Karma, Mistik, Ritual, Kegembiraan meluap, Pengorbanan, Korban, Keselamatan, Kebangkitan, Inkarnasi, Reinkarnasi, Doa, Pemujaan, Moralitas, Hati nurani.
Sang Individu
Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu.
Hati dan kesadaran
Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama dan sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.
Emosi
Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar mempengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.
Seksualitas
Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atau luapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau kebencian).
Tubuh
penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat kebudayaan dan kesenian. Dalam setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya, dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut juga mempunyai pengertian kebudayaan penting. Kecantikan atau keburukan rupa adalah kesan kuat subyektif dari penampilan seseorang.
Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur secara jelas tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat pula ilmu makanan). Kegagalan mendapatkan makanan secara teratur akan berakibat rasa lapar dan pada akhirnya kelaparan (lihat juga malnutrisi).
Rata-rata waktu tidur adalah 8 jam per hari untuk dewasa dan 9–10 jam untuk anak-anak. Orang yang lebih tua biasanya tidur selama 6–7 jam. Sudah umum, namun, dalam masyarakat modern bagi orang-orang untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka butuhkan.
Tubuh manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan adalah ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan kesehatan tubuh.
Kelahiran dan kematian
Kehidupan subyektif individu berawal pada kelahirannya, atau dalam fase kehamilan terdahulu, selama janin berkembang di dalam tubuh ibu. Kemudian kehidupan berakhir dengan kematian individu. Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa luar biasa yang membatasi kehidupan manusia, dapat mempunyai pengaruh hebat terhadap individu tersebut. Kesulitan selama melahirkan dapat berakibat trauma dan kemungkinan kematian dapat menyebabkan rasa keberatan (tak mudah) atau ketakutan (lihat pula pengalaman hampir meninggal). Upacara penguburan adalah ciri-ciri umum masyarakat manusia, sering diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian. Adat kebiasaan warisan atau penyembahan nenek moyang dapat memperluas kehadiran sang individu di luar rentang usia fisiknya. (lihat kekekalan).
Masyarakat
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi antar manusia.
Bahasa
Kecakapan berpidato adalah sebuah unsur pendefinisian umat manusia, mungkin mendahului pemisahan populasi modern filogenetik (lihat Asal usul bahasa). Bahasa adalah pusat dari komunikasi antar manusia. Kata Yahudi untuk "binatang" (behemah) berarti "bisu", menggambarkan manusia sebagai "binatang berbicara" (kepandaian bercakap hewani). Bahasa adalah pusat dari sentuhan identitas ‘khas’ berbagai kebudayaan atau kesukuan dan sering diceritakan mempunyai status atau kekuatan supernatural (lihat Sihir / Gaib, Mantra, Vac). Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu, yang memungkinkan pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi kebudayaan. Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan susunan bahasa, dan keterkaitan antara bahasa-bahasa berbeda. Diperkirakan ada 6000 bahasa yang diucapkan manusia saat ini. Manusia yang kekurangan kemampuan berkomunikasi melalui ucapan, umumnya bercakap-cakap menggunakan Bahasa Isyarat.
Agama
Dalam setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual mendapat ekspresi dalam bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan secara penting pengalaman pribadi dengan pengalaman penyatuan dan komunal, seringkali membangkitkan emosi yang sangat kuat dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang kuat dari pengalaman tertentu dapat terkadang menimbulkan kefanatikan atau agresi kepada manusia lain yang tidak termasuk dalam kelompok agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang. Teokrasi adalah masyarakat yang dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh pemimpin suci atau oleh seorang pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku sebagai alat penyaluran dan pengaruh dari norma budaya dunia dan tingkah laku yang wajar dilakukan manusia.
Keluarga dan teman sepergaulan
Individu manusia dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang pelengkap yang berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk keluarga biologis terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung.
Sebagai seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa dapat dikelirukan dengan suatu kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan sebaya sang individu, umumnya berukuran antara sepuluh hingga dua puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan ukuran optimal untuk gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan dari teman dapat mempengaruhi tingkah laku anggotanya.
Seorang individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan yang kuat kepada kelompok tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk seringnya hubungan sosial, dinyatakan dalam obrolan / percakapan, dansa, menyanyi atau cerita (dikenal dengan curhat).
Suku, bangsa dan negara bagian
Kelompok manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan gagasan kesamaan nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (bangsa atau negara bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku dapat terdiri dari beberapa ratus individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut peperangan. Kesetiaan / pengabdian untuk kelompok yang besar seperti ini disebut nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah lembaga atau kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, yang berakibat hysteria massa (gangguan syaraf) atau fasisme.
Antropologi budaya menjelaskan masyarakat manusia yang berbeda-beda, dan sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi dan pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.
Kebudayaan dan peradaban
Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia dan ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah iptek).
Renungan diri
Umat manusia selalu mempunyai perhatian yang hebat akan dirinya sendiri. Kecakapan manusia untuk mengintrospeksi diri, keinginan individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa terkecuali menghasilkan berbagai penyelidikan mengenai kondisi manusia merupakan pokok jenis manusia secara keseluruhan. Renungan diri adalah dasar dari filsafat dan telah ada sejak awal pencatatan sejarah. Artikel ini misalnya, karena ditulis oleh manusia, dengan sendirinya tak dapat luput dari contoh refleksi diri.
Manusia kerap menganggap dirinya sebagai spesies dominan di Bumi, dan yang paling maju dalam kepandaian dan kemampuannya mengelola lingkungan. Kepercayaan ini khususnya sangat kuat dalam kebudayaan Barat, dan berasal dari bagian dalam cerita penciptaan di Alkitab yang mana Adam secara khusus diberikan kekuasaan atas Bumi dan semua makhluk. Berdampingan dengan anggapan kekuasaan manusia, kita sering menganggap ini agak radikal karena kelemahan dan singkatnya kehidupan manusia (Dalam Kitab Suci Yahudi, misalnya, kekuasaan manusia dijanjikan dalam Kejadian 1:28, tetapi pengarang kitab Pengkhotbah meratapi kesia-siaan semua usaha manusia).
Ahli filsafat Yahudi, Protagoras telah membuat pernyataan terkenal bahwa "Manusia adalah ukuran dari segalanya; apa yang benar, benarlah itu; apa yang tidak, tidaklah itu". Aristotle mendeskripsikan manusia sebagai "hewan komunal" (ζωον πολιτικον), yaitu menekankan pembangunan masyarakat sebagai pusat pembawaan alam manusia, dan "hewan dengan sapien" (ζωον λογον εχων, dasar rasionil hewan), istilah yang juga menginspirasikan taksonomi spesies, Homo sapiens.
Pandangan dunia dominan pada abad pertengahan Eropa berupa keberadaan manusia yang diciri-cirikan oleh dosa, dan tujuan hidupnya adalah untuk mempersiapkan diri terhadap pengadilan akhir setelah kematian. Pencerahan / pewahyuan digerakkan oleh keyakinan baru, bahwa, dalam perkataan Immanuel Kant, "Manusia dibedakan di atas semua hewan dengan kesadaran-dirinya, yang mana ia adalah 'hewan rasionil'". Pada awal abad ke-20, Sigmund Freud melancarkan serangan serius kepada positivisme mendalilkan bahwa kelakuan manusia mengarah kepada suatu bagian besar yang dikendalikan oleh pikiran bawah sadar.
Dari titik pandang ilmiah, Homo sapiens memang berada di antara spesies yang paling tersama-ratakan di Bumi, dan hanya ada sejumlah kecil spesies tunggal yang menduduki lingkungan beraneka-ragam sebanyak manusia. Rupa-rupa usaha telah dibuat untuk mengidentifikasikan sebuah ciri-ciri kelakuan tunggal yang membedakan manusia dari semua hewan lain, misal: Kemampuan untuk membuat dan mempergunakan perkakas, kemampuan untuk mengubah lingkungan, bahasa dan perkembangan struktur sosial majemuk. Beberapa ahli antropologi berpikiran bahwa ciri-ciri yang siap diamati ini (pembuatan-perkakas dan bahasa) didasarkan pada kurang mudahnya mengamati proses mental yang kemungkinan unik di antara manusia: kemampuan berpikir secara simbolik, dalam hal abstrak atau secara logika. Adalah susah, namun, untuk tiba pada suatu kelompok atribut yang termasuk semua manusia, dan hanya manusia, dan harapan untuk menemukan ciri-ciri unik manusia yang adalah masalah dari renungan-diri manusia lebih daripada suatu masalah zoologi.
Referensi
- Jablonski, N.G. & Chaplin, G. "Evolusi pewarnaan kulit manusia." Catatan Teratur Evolusi Manusia 39 (2000) 57-106. (dalam bentuk pdf)
- Robins, A.H. Perspektif Biologis pada Pigmentasi Manusia. Cambridge: Cambridge University Press, 1991.
Lihat pula
Referensi
- ^ Groves, Colin (16 September 2005). Wilson, D. E., dan Reeder, D. M. (eds). ed. Mammal Species of the World (edisi ke-edisi ketiga). Johns Hopkins University Press. ISBN 0-801-88221-4.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai: |
Wikispecies mempunyai informasi mengenai |
- Sekilas Asal Mula Manusia Modern
- Pohon Kehidupan
- Nicholas Wade. "Mengapa Manusia Terpisah Dengan Bulunya." New York Times (Science Times), 19 Agustus 2003. Ringkasan petunjuk untuk hikayat di mana manusia berevolusi hingga luput dari rambutnya dan harus menyesuaikan, termasuk perubahan dari kulit putih ke kulit hitam, bersama dengan perkiraan waktu ketika manusia menemukan pakaian.
- W. Gitt. Keinginan Manusia. (1999) Sebuah buku yang mendukung pandangan penciptaan Kristiani dari biologi manusia. (PDF, 9 M
Ras Manusia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Oleh para pakar Ras Manusia disebut karakteristik luar yang diturunkan secara genetik dan membedakan satu kelompok dari kelompok lainnya.
Secara tradisional oleh para pakar dibedakan ada tiga ras utama yaitu:
- Ras Kulit Hitam
- Ras Kulit Putih
- Ras Kulit Kuning
Namun setelah diteliti lebih lanjut ternyata pembagian ras manusia dapat dikategorikan secara lebih rinci lagi menjadi:
- Ras Khoisan (orang Bushmen atau Hottentot dari Afrika Selatan)
- Ras Australoid (orang Dravida, orang Asia Tenggara "Asli", orang Papua, dan orang Australia)
- Ras Negroid (Kulit Hitam)
- Ras Kaukasoid (Kulit Putih)
- Ras Mongoloid (Kulit Putih)
Pembagian baru ini tidak hanya melihat ke warna kulit saja tetapi juga melihat aspek-aspek lainnya. Ternyata anggota "tertua" ras manusia berada di antara kaum Khoisan, mereka juga berbeda dengan kaum kulit hitam dari Afrika lainnya. Sementara itu sebenarnya hanya ada dua perbedaan utama, yaitu orang Afrika dan orang non-Afrika. Kemudian orang-orang berkulit hitam di daerah Asia Tenggara yang pada zaman dahulu kala mendiami seluruh India Selatan, Asia Tenggara sampai ke Australia, ternyata setelah DNA-nya diteliti lebih mirip dengan orang dari ras Mongoloid daripada Negroid, meski banyak yang berambut keriting dan berkulit hitam. Kesimpulan yang bisa ditarik ialah hanya bahwa pengetahuan kita mengenai ras manusia masih diliputi banyak ketidakjelasan.
Daftar rinci
Di bawah ini disajikan sebuah perincian yang lebih bisa diterima secara umum dan lebih rinci lagi:
- Ras Australoid
- Ras Kaukasoid
- Ras Khoisan
- Ras Mongoloid
- Ras Asia Utara atau Ras Asia Timur
- Ras Asia Tenggara
- Ras Indian Amerika
- Ras Negroid
(1) Ras Australoid
Ras Australoid adalah nama ras manusia yang mendiami bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia.
Untuk kelompok di Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan orang Negrito di Filipina termasuk ras ini.
Ciri khas utama ras ini ialah bahwa mereka berambut keriting hitam dan berkulit hitam. Namun beberapa anggota ras ini di Australia berambut pirang dan rambutnya tidaklah keriting melainkan lurus. Selain itu beberapa orang Asli di Malaysia kulitnya juga tidak selalu hitam dan bahkan menjurus putih.
Suku Aborijin Australia
Definisi
Kata aborigin dalam bahasa Inggris mempunyai arti "penduduk asli/penduduk pribumi", dan mulai digunakan sejak abad ke-17 untuk mengacu kepada penduduk asli Australia saat itu.
Sejarah
Saat ini belum ada teori yang jelas atau berterima tentang asal ras bangsa aborigin Australia. Meskipun mereka bermigrasi ke Australia melalui Asia Tenggara, namun tidak ada keterkaitan dengan populasi suku-bangsa di Asia, dan juga dengan penduduk kepulauan yang berdekatan, seperti Melanesia dan Polinesia.
Sebelum pendudukan Eropa
Saat pertama kali terjadi kontak dengan Eropa, diperkirakan terdapat sekitar 250.000 hingga 1 juta orang tinggal di Australia. Level populasi ini diperkirakan pula telah cukup stabil selama ribuan tahun.
Pasca kolonisasi, populasi aborigin di daerah pantai mulai menghilang, dan terusir dari daerah asalnya. Beberapa aspek tradisi kehidupan aborigin masih dapat bertahan pada daerah yang jarang ditempati oleh pendatang dari Eropa, seperti misalnya daerah Great Sandy Desert.
Dampak pendudukan Eropa
Pada tahun 1770, James Cook mendarat di pantai timur Australia dan mengambilalih daerah tersebut dan menamakannya sebagai New South Wales, sebagai bagian dari Britania Raya. Kolonisasi Inggris di Australia, yang dimulai pada tahun 1788, menjadi bencana besar bagi penduduk aborigin Australia. Wabah penyakit dari eropa, seperti cacar, campak dan influenza menyebar di daerah pendudukan. Para pendatang, menganggap penduduk aborigin Australia sebagai nomad yang dapat diusir dari tempatnya untuk digunakan sebagai kawasan pertanian. Hal ini berakibat fatal, yaitu terputusnya bangsa aborigin dari tempat tinggal, air dan sumber hidupnya. Terlebih lagi dengan kondisi mereka yang lemah akibat penyakit. Kondisi ini mengakibatkan populasi bangsa aborigin berkurang hingga 90% pada periode antara 1788 - 1900. Seluruh komunitas aborigin yang berada pada daerah yang cukup subur di bagian selatan bahkan punah tanpa jejak.
Referensi
- ^ Bowern, Claire and Harold Koch (eds.). 2004. Australian Languages: Classification and the comparative method. John Benjamins, Sydney.
- ^ Dixon, R.M.W. 1997. The Rise and Fall of Languages. CUP.
- ^ Mulvaney, John and Johan Kamminga. 1999. Prehistory of Australia. Smithsonian Institution Press, Washington.
Pranala luar
- ABC Message Stick Indigenous News Online
- ABC Message Stick Indigenous Gateway
- Aboriginal Links International - Australian Links
- Aboriginal Studies WWW Virtual Library
- ABS Aboriginal and Torres Strait Islander population
- ABS estimates
- National Aboriginal and Torres Strait Islander Education Website
- Bibliography for Aboriginal Studies
- European Network for Indigenous Australian Rights
- DFAT Australia's Aboriginal and Torres Strait Islander peoples
- Department of Immigration, Multicultural and Indigenous Affairs
- indigenous Australia - Australian Museum educational site
- KooriWeb
- Norman B. Tindal's Catalogue of Aboriginal Tribes
Dravida
Keluarga Bahasa Dravida terdiri atas kurang lebih 26 bahasa yang wilayah sebarnya di India dan Sri Lanka. Namun kawasan tutur Dravida juga terdapat di wilayah-wilayah tertentu di utara India, Nepal, Pakistan, Afganistan dan Iran. Jumlah penutur bahasa-bahasa Dravida secara keseluruhan diperkirakan mencapai 200 juta jiwa.
Kelompok Dravida tidak ada hubungan sama sekali dengan keluarga bahasa lain yang dikenal di wilayah tersebut, dan ada yang menduga bahwa rumpun bahasa ini memiliki hubungan dengan bahasa Elamit kuno yang berasal dari baratdaya Iran (David MacAlpin (1975)). MacAlpin lalu mengajukan hipotesa tentang rumpun bahasa Elamo-Dravida.
Daftar Bahasa Dravida
Bahasa Nasional India dicetak tebal.Selatan
- Bahasa Tamil
- Bahasa Kannada
- Bahasa Malayalam
- Bahasa Tulu
- Bahasa Toda
- Bahasa Kota
- Bahasa Koraqa
- Bahasa Badaqa
- Bahasa Kurumba
- Bahasa Irula
Tengah
- Bahasa Telugu
- Bahasa Gondi
- Bahasa Kolami
- Bahasa Naiki
- Bahasa Parji
- Bahasa Gadaba
- Bahasa Koya
- Bahasa Konda
- Bahasa Manda
- Bahasa Pengo
- Bahasa Kui
- Bahasa Kuvi
Barat Laut
Timur Laut
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), para nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada di bawah penguasaan Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.
Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli.
Pemerintahan
Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) memiliki 52 orang anggota.
Kabupaten dan Kota
UU RI Tahun 2008 Nomor 6 adalah dasar hukum pembentukan Kabupaten Nduga di Provinsi Papua, saat ini tidak terdapat jurisdiksi Kabupaten Nduga Tengah.[1]
Daftar gubernur
No. | Foto | Nama | Dari | Sampai | Keterangan |
1. | Sultan Zainal Abidin Syah | 1956 | 1961 | Sultan dari Kesultanan Tidore | |
2. | P. Pamuji | 1961 | 1962 | ||
3. | Elizer Bonay | 1962 | 1964 | ||
4. | Frans Kaisiepo | 1964 | 1973 | ||
5. | Brigjen Acub Zaenal | 1973 | 1975 | ||
6. | Brigjen Sutran | 1975 | 1981 | ||
7. | Brigjen Busiri Suryowinoto | 1981 | 1982 | ||
8. | Izaac Hindom | 1982 | 1988 | ||
9. | Barnabas Suebu, SH | 1988 | 1993 | periode pertama | |
10. | Jacob Pattipi | 1993 | 1998 | ||
11. | Laksda Freddy Numberi | 1998 | 2001 | ||
12. | J.P. Solossa | 2001 | 2005 | ||
13. | Sodjuangan Situmorang | 2005 | 2006 | ||
14. | Barnabas Suebu, SH | 2006 | 2011 | periode kedua |
Geografi
Luas wilayah | |
---|---|
Luas | 420.540 km² |
Iklim | |
Curah hujan | 1.800 – 3.000 mm |
Suhu udara | 19-28°C |
Kelembapan | 80% |
Batas wilayah
Utara | Samudera Pasifik |
Selatan | Samudera Hindia, Laut Arafuru, Teluk Carpentaria, Australia |
Barat | Papua Barat, Kepulauan Maluku |
Timur | Papua Nugini |
Kelompok suku asli di Papua
Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Suku-suku tersebut antara lain:
- Ansus
- Amungme
- Asmat
- Ayamaru, mendiami daerah Sorong
- Bauzi
- Biak
- Dani
- Empur, mendiami daerah Kebar dan Amberbaken
- Hatam, mendiami daerah Ransiki dan Oransbari
- Iha
- Kamoro
- Mee, mendiami daerah pegunungan Paniai
- Meyakh, mendiami Kota Manokwari
- Moskona, mendiami daerah Merdei
- Nafri
- Sentani, mendiami sekitar danau Sentani
- Souk, mendiami daerah Anggi dan Menyambouw
- Waropen
- Wamesa
- Muyu
- Tobati
- Enggros
- Korowai
- Fuyu
Senjata tradisional
Salah satu senjata tradisional di Papua adalah Pisau Belati. Senjata ini terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu Belati tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah Busur dan Panah. Busur tersebut dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru. Busur dan panah dipakai untuk berburu atau berperang.[2]
Referensi dan pranala luar
- (id) Situs resmi pemerintah provinsi
- (id) Profil Demografi Papua
- (id) Profil Ekonomi Papua
- (id) Profil Wisata Papua
- (id) Ekonomi Regional Papua
- (id) Statistik Regional Papua
- (id) Online Library Papua, Irian Jaya
- (id) Situs Asset Papua
- (id) PapuaWeb
- (id) Peta yang menunjukkan ketiga provinsi baru
- (id) Sejarah Papua
(2) Ras Kaukasoid
Ras Kaukasoid adalah ras manusia yang sebagian besar menetap di Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan dan India Utara. Keturunan mereka juga menetap di Australia, Amerika Utara, sebagian dari Amerika Selatan, Afrika Selatan dan Selandia Baru.
Anggota ras Kaukasoid biasa disebut "berkulit putih", namun ini tidak selalu benar. Oleh beberapa pakar misalkan orang Ethiopia dan orang Somalia dianggap termasuk ras Kaukasoid, meski mereka berambut keriting dan berkulit hitam, mirip dengan anggota ras Negroid. Namun mereka tengkoraknya lebih mirip tengkorak anggota ras Kaukasoid.
(3) Ras Khoisan
Ras Khoisan adalah ras manusia yang mendiami daerah barat daya Afrika, terutama di Namibia, Botswana dan Afrika Selatan. Meski jumlah anggota ras ini tinggal beberapa ratus ribu, ras ini adalah ras yang sangat menarik sebab dianggap ras tertua atau cabang pertama yang berpisah dari ras utama manusia lainnya.
Varietas DNA ibu (mitochondrial DNA) sangat beragam. Meski begitu mereka tidaklah "lebih primitif" daripada manusia lainnya.
(4) Ras Mongoloid
Ras Mongoloid adalah ras manusia yang sebagian besar menetap di Asia Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar di lepas pantai timur Afrika, beberapa bagian India Timur Laut, Eropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Oseania.
Anggota ras Mongoloid biasa disebut "berkulit kuning", namun ini tidak selalu benar. Misalkan orang Indian di Amerika dianggap berkulit merah dan orang Asia Tenggara seringkali berkulit coklat muda sampai coklat gelap.
Ciri khas utama anggota ras ini ialah rambut berwarna hitam yang lurus, bercak mongol pada saat lahir dan lipatan pada mata yang seringkali disebut mata sipit. Selain itu anggota ras manusia ini seringkali juga lebih kecil dan pendek daripada ras Kaukasoid.
Etimologi
Nama ras Mongoloid diambil dari nama negara Mongolia dan diberikan oleh orang Eropa karena kontak mereka dengan anggota ras ini terutama berkaitan dengan orang Mongolia. Namun ironisnya dewasa ini setelah diteliti oleh para pakar orang-orang Mongolia ternyata orang-orang Mongolia adalah anggota ras ini yang memiliki ciri-ciri khas utama ras ini yang paling sedikit.
Perincian lebih lanjut
Biasanya oleh para pakar, ras Mongoloid dibagi lebih lanjut menjadi:
Ras Asia Tenggara dianggap anggota Ras Asia Utara yang telah menetap di daerah tropis dan beradaptasi terhadap iklim setempat. Menurut Luigi Luca Cavalli-Sforza, daerah perbatasan tempat permukiman antara ras Asia Tenggara dan ras Asia Utara ialah sungai Yangtze di sebelah selatan Tiongkok. Namun berkat invasi dan juga migrasi dari China Utara, maka anggota ras Asia Utara juga sudah banyak tersebar di Asia Tenggara.
Sedangkan anggota ras Asia Tenggara telah menyebar di Asia Tenggara, Oseania dan bahkan di pulau Madagaskar lepas pantai Afrika bersamaan dengan penyebaran bahasa Austro-Asia dan bahasa Austronesia. Di Asia Tenggara bahkan mereka telah sebagian besar menghapus keberadaan ras Australoid. Keberadaan mereka hanya tinggal di beberapa kantung saja, misalkan orang Asli di Semenanjung Melaka dan orang Negrito di Filipina.
(5) Ras Negroid
Ras Negroid adalah ras manusia yang terutama mendiami benua Afrika di sebelah selatan gurun Sahara. Keturunan mereka banyak mendiami Amerika Utara, Amerika Selatan dan juga Eropa serta Timur Tengah.
Ciri khas utama anggota ras negroid ini ialah kulit yang berwarna hitam dan rambut keriting. Meski begitu anggota ras Khoisan dan ras Australoid, meski berkulit hitam dan berambut keriting tidaklah termasuk ras manusia ini.
Lihat pula
Ringkasan buku How God Changes Your Brain (Andrew Newberg & Mark Robert Waldman [2009])
oleh Ioanes RakhmatAndrew Newberg & Mark Robert Waldman, How God Changes Your Brain: Breakthrough Findings From A Leading Neuroscientist (New York: Ballantine Books, 2009).
“Secara pribadi, saya dapati sains lebih memuaskan dan lebih misterius ketimbang filsafat dan teologi. Jadi bagi saya, Allah adalah sebuah metafora, bukan sebuah fakta. Namun saya memandang pencarian seseorang akan Allah adalah suatu pencarian yang mulia, dan mempertanyakan keberadaan Allah adalah suatu bagian esensial dari pencarian itu.” (Mark Robert Waldman)
“Saya memiliki pengharapan dan perasaan bahwa Allah atau suatu realitas dasariah, dalam bentuk apapun yang dapat diambilnya, sebetulnya ada. Saya tidak tahu apakah intuisi saya ini benar, tetapi saya sangat senang dengan ketidakpastian saya ini.” (Andrew Newberg)
“Bagi saya, tidaklah menjadi suatu masalah jika Allah itu sebuah ilusi atau suatu fakta, sebab jika pun Allah itu suatu metafora, Allah merupakan segala sesuatu yang menjadi tujuan kita yang kita mampu capai, suatu ideal yang menawarkan pengharapan kepada jutaan orang di seluruh dunia.” (Andrew Newberg)
Sejak kita dilahirkan, sudah ada suatu “perintah kognitif” yang tertanam secara biologis dalam otak untuk kita berupaya keras belajar sebanyak mungkin tentang dunia ini. Belajar adalah sebuah dorongan dan kesadaran neurologis yang sudah tertanam dalam otak kita. Dalam dunia keagamaan, sejak masa kanak-kanak dini, Allah menjadi ada di dalam otak setiap manusia sebagai suatu kombinasi gagasan-gagasan, gambar-gambar, perasaan-perasaan, sensasi-sensasi, dan hubungan-hubungan. Sejauh menyangkut fungsi mekanis neuron-neuron (= sel-sel saraf otak; jumlahnya 100 milyar) dalam organ otak kita, tidaklah penting apakah yang mengaktifkan bagian-bagian otak kita adalah Allah sebagai suatu konsep (=teologi/dogma/akidah), ataukah Allah sebagai suatu perasaan dalam mental kita (misalnya bahwa Allah adalah cinta), ataukah Allah sebagai suatu pengalaman rohani (misalnya pengalaman mistikal kaum sufi menyatu dengan Allah, atau pengalaman berbahasa lidah di kalangan Kristen pentakostal). Ketika Allah kita pikirkan, atau kita hayati atau kita alami dengan nyata, maka Allah ini mengaktifkan bagian-bagian tertentu otak kita, dan melalui aktivitas neurologis yang terus berulang kepribadian religius kita terbentuk. Berikut ini sketsa struktur-struktur dan sirkuit-sirkuit neurologis penting dalam organ otak manusia yang membentuk persepsi manusia mengenai Allah, dan yang sekaligus membentuk kepribadian kita sebagai manusia.
Sirkuit “Allah” dalam Otak Manusia
(1) Sirkuit occipital-parietal
Sirkuit ini, yang terdapat di bagian belakang otak, mengidentifikasi Allah sebagai suatu objek yang ada di dalam dunia. Sirkuit ini memberikan kemampuan untuk membayangkan Allah secara antropomorfis (=dalam wujud manusia). Anak-anak kecil memandang Allah sebagai sebuah wajah karena otak mereka belum dapat memproses konsep-konsep spiritual yang abstrak. Parietal lobe—bagian otak yang memproses pertanyaan tentang “apa” dan “di mana”— pada kanak-kanak sangat aktif jika mereka sedang memikirkan kodrat Allah. Dalam masa beberapa tahun permulaan kehidupan, kita umumnya membentuk paham kita sendiri yang serupa mengenai realitas spiritual, misalnya bahwa pada masa kita kanak-kanak, Allah kita bayangkan sebagai seorang tua berjenggot yang berdiam di angkasa, di suatu kawasan yang dapat dilihat.
Sejalan dengan pertambahan usia menuju dewasa dan dengan kebebasan manusia untuk menemukan diri dan spiritualitasnya kembali, otak manusia mengalami evolusi neurologis sehingga gambaran-gambaran simbolik yang makin abstrak dan makin merangsang secara emosional mengenai Allah akhirnya muncul. Menurut James Fowler (dalam bukunya Stages of Faith: The Psychology of Human Development [Harper SanFrancisco, 1981]), jika kita merenungi makna kehidupan dengan mendalam, maka gagasan-gagasan kita tentang Allah berevolusi dari gagasan-gagasan yang kongkret pindah ke kepercayaan-kepercayaan mitologis yang lebih abstrak, dan dari sini ke nilai-nilai tanggungjawab sosial yang lebih universal.
Ide-ide tentang Allah (atau ide-ide tentang hal-hal lain apapun) tidak ada yang menetap permanen dalam otak kita, tetapi sejalan dengan neuroplastisitas neuron-neuron otak kita, kita terus mengubah ide-ide ini, dan kemampuan ini menjadikan kita manusia yang unik. Neuron-neuron otak kita tidak bersifat menetap, selama masih sehat, tetapi tetap berubah sepanjang masa, karena otak kita memiliki suatu helaian DNA yang dapat bermutasi. Di samping itu, perilaku kompetitif, pengaruh lingkungan, pendidikan, atau bahkan sebuah khotbah yang membangkitkan semangat, atau sebuah teks dalam kitab suci yang dibaca, dapat memicu pembentukan kembali dengan cepat tenunan sirkuit-sirkuit neurologis dalam otak kita. Tidak ada dua orang yang mempersepsi dunia atau Allah dengan cara yang sama, sebab tidak ada dua otak manusia yang bermula dengan kode genetik yang sama.
Jika occipital lobe dan temporal lobe (berlokasi di bawah parietal lobe, di atas telinga) luka, maka orang akan merasakan sedang melihat atau mendengar segala macam fenomena yang ditafsirnya sebagai fenomena religius, mistikal atau demonik. Di bawah parietal lobe terdapat temporal lobe yang memungkinkan orang mendengar suara-suara Allah.
(2) Sirkuit parietal-frontal
Sirkuit ini membangun sebuah hubungan di antara dua objek yang dikenal sebagai “anda” dan “Allah.” Sirkuit ini menempatkan Allah dalam ruang dan memungkinkan anda mengalami kehadiran Allah. Jika anda mengurangi aktivitas di dalam parietal lobe melalui meditasi atau melalui doa yang khusuk, batas-batas antara anda dan Allah lenyap, dan anda merasakan suatu pengalaman mistikal telah menyatu dengan Allah, memasuki suatu suasana yang tidak dibatasi ruang dan waktu lagi. Anda merasakan suatu kesatuan dengan objek kontemplasi dan dengan kepercayaan-kepercayaan spiritual anda.
Sebaliknya, jika parietal lobe sangat aktif, orang dimungkinkan untuk membayangkan suatu Allah yang terpisah dari dirinya, yang berada di luar batas-batas keberadaan dirinya pribadi. Ketika, misalnya, seorang Kristen pentakostal karismatik terbenam dalam penyembahan intensif kepada Allah dan mulai berbahasa lidah (= glossolalia), aktivitas di sirkuit parietal meningkat tajam, dan dia mulai merasakan ada suatu “kehadiran ilahi” (=Roh Kudus) di sampingnya yang sedang berkomunikasi dengan dirinya. Ketika hal ini terjadi, aktivitas di frontal lobe menurun, tetapi sebaliknya aktivitas di kawasan sistim limbik (tentang ini, lihat di bawah) meningkat sehingga membuatnya makin terbenam ke dalam pengalaman-pengalaman emosional yang memblokir kesadaran kritis rasional.
(3) Frontal lobes
Frontal lobe menjadikan kita manusia yang unik. Di bagian korteks neuron inilah berakar imajinasi, kreativitas, orisinalitas dan kemampuan bernalar dan berkomunikasi dengan orang lain, dan kemampuan untuk menjadi lebih damai, lebih berbelarasa, dan lebih termotivasi. Bagian ini memungkinkan kita untuk membuat sebuah konsep logis mengenai suatu Allah yang rasional, bijaksana dan pengasih. Jika aktivitas frontal lobe meningkat, sementara aktivitas sistim limbik menurun, maka orang akan merasakan kedamaian dan ketenteraman. Semakin orang giat dalam kegiatan intelektual, semakin kuat frontal lobe-nya.
Bagian ini menciptakan dan mengintegrasikan semua gagasan anda tentang Allah—gagasan yang positif atau gagasan yang negatif—termasuk logika yang anda gunakan untuk mengevaluasi kepercayaan-kepercayaan spiritual dan keagamaan anda. Bagian ini memprediksi masa depan anda dalam hubungan anda dengan Allah dan berupaya secara intelektual untuk menjawab semua pertanyaan “mengapa, apa, dan di mana” yang muncul di bidang-bidang spiritual. Orang yang memiliki frontal lobe yang sangat aktif dapat terbenam ke dalam usaha membuktikan keberadaan Allah secara filosofis dan matematis. Berbeda dari sirkuit occipital-parietal otak kanak-kanak, frontal lobe orang dewasa yang sudah matang bertanggungjawab menimbulkan imajinasi, kreativitas dan orisinalitas yang digunakan orang dewasa ketika mereka mencoba menggambarkan sifat-sifat abstrak non-bendawi dan misterius Allah.
(4) Thalamus
Thalamus adalah suatu stasiun pemroses besar dalam organ otak manusia: segala pengindraan, suasana atau modus dan isi pikiran melewati organ otak ini ketika informasi diteruskan ke bagian-bagian lain otak. Semakin anda terbenam ke dalam perenungan tentang suatu objek khusus, semakin aktif thalamus anda. Jika thalamus tidak berfungsi lagi, maka orang akan mengalami keadaan koma. Bahkan kerusakan kecil saja pada thalamus, akan menghambat kinerja bagian-bagian lain otak manusia.
Pada bagian inilah otak kita memberi kita kemampuan untuk merasakan sesuatu yang kita sedang pikirkan sebagai sebuah kenyataan, seolah gagasan-gagasan kita adalah suatu objek yang nyata di dalam dunia ini. Semakin anda memikirkan suatu gagasan berulang kali dan dengan sangat serius, maka thalamus memberi respons berupa sebuah impresi dalam diri anda bahwa gagasan ini adalah suatu objek nyata. Di dalam thalamus inilah makna emosional diberikan kepada pikiran-pikiran kita yang muncul di dalam frontal lobe, sehingga kita tidak ingin dipisahkan dari pikiran-pikiran kita. Sehubungan dengan agama, thalamus memberi suatu makna emosional pada konsep-konsep anda tentang Allah: organ inilah yang membuat anda mencinta Allah anda (atau sebuah gagasan anda tentang Allah) dan tidak ingin dipisahkan darinya. Thalamus memberi anda suatu makna menyeluruh mengenai dunia ini dan tampaknya merupakan suatu organ kunci yang membuat Allah terasa objektif dan nyata.
Jika thalamus terus diaktifkan melalui meditasi (yang di dalamnya kita sungguh-sungguh memikirkan gagasan-gagasan kita sebagai kenyataan riil dalam dunia objektif), maka kita akan memandang kenyataan secara berbeda dari pandangan yang normal dan biasa. Jika seorang praktisi meditasi tingkat tinggi sungguh-sungguh memikirkan dan memandang Allah, ketenteraman dan kesatuan dengan segala yang ada dalam jagat raya sebagai kenyataan-kenyataan riil dalam kehidupannya, maka (salah satu) organ thalamus-nya terus aktif (sekalipun dia tidak sedang bermeditasi) dan keadaan ini memberi kepadanya suatu kesadaran yang melampaui keadaan sadar yang biasa: pikiran-pikiran dan keyakinan-keyakinannya bukan lagi ada hanya dalam dunia gagasan, tetapi betul-betul dialaminya dengan jelas dalam dunia nyata.
(5) Amygdala
Amygdala adalah bagian otak yang paling tua dalam perjalanan sejarah evolusi biologis otak manusia, terbentuk 450 juta tahun yang lalu. Amygdala menjadi suatu bagian dari sistim limbik organ otak. Jika aktivitas amygdala meningkat, maka gelombang rasa takut dan kecemasan menyerbu anda, karena zat-zat neuro-kimiawi yang destruktif mengalir deras masuk ke dalam otak. Jika orang berpikir negatif terhadap dirinya sendiri, atau memandang kehidupan ini dengan negatif, aktivitas di amygdala makin meningkat. Ketika dirangsang secara berlebihan, amygdala menciptakan suatu impresi emosional tentang suatu allah yang menakutkan, autoritatif, dan menghukum, dan menekan serta mematikan kemampuan frontal lobe untuk berpikir logis mengenai Allah.
(6) Striatum
Struktur ini menghambat dan menekan aktivitas dalam amygdala sehingga memungkinkan anda merasa aman di dalam kehadiran Allah, atau di dalam kehadiran objek atau konsep apapun yang anda sedang kontemplasikan. Bersama dengan anterior cingulate (tentang ini, lihat di bawah), striatum mengendalikan amarah dan rasa takut. Jika aktivitas di dalam anterior cingulate dan striatum terhambat, maka amygdala mengambil kendali dan keadaan ini membangkitkan respons “tempur atau mundur” (fight or flight response) yang menyebar ke dalam setiap bagian otak anda.
(7) Anterior cingulate
Korteks ini masih berusia sangat muda, berusia 15 juta tahun dalam perjalanan sejarah evolusi biologis otak manusia, yang berlangsung bersamaan dengan evolusi kebudayaan dan pemikiran keagamaan manusia. Korteks anterior cingulate adalah “jantung” (atau “hati”) dan “jiwa” neurologis manusia. Korteks ini memainkan suatu peran yang menentukan di dalam praktek-praktek spiritual, dan terlibat dalam pembelajaran, memori, perhatian yang terfokus, pengaturan emosi, koordinasi motoris, jumlah detak jantung, pendeteksian kesalahan, pengantisipasian ganjaran, pemonitoran konflik, evaluasi moral, perencanaan strategi, empati dan kasih sayang.
Korteks ini menjadi suatu perantara atau sebuah titik tengah jungkat-jungkit antara perasaan-perasaan dan emosi-emosi yang muncul dalam sistim limbik pada satu pihak dan logika serta nalar yang diproses dalam frontal lobe pada pihak lainnya. Kesadaran sosial dan intuisi juga dibangun dalam korteks ini. Jika bagian otak ini diaktifkan terus-menerus, maka anda akan menjadi seorang yang toleran dan pluralis, dan dapat berumur panjang. Perempuan memiliki struktur anterior cingulate lebih besar ketimbang pria; karena itulah kaum perempuan umumnya lebih empatis, lebih mudah merasakan keadaan diri orang lain, lebih terampil bersosialisasi, tetapi juga lebih reaktif terhadap rangsangan-rangsangan yang menimbulkan ketakutan.
Struktur ini memungkinkan anda mengalami Allah sebagai Allah yang pengasih, penyayang dan berbela rasa. Struktur ini mengurangi kecemasan, rasa bersalah, ketakutan dan kemarahan religius dengan cara menekan aktivitas di dalam amygdala.
(8) Sistim limbik
Sistim ini terdiri atas amygdala, hippocampus, hypothalamus, dan thalamus, selain bagian-bagian lain yang tidak diperlihatkan dalam gambar. Jika sistim limbik makin aktif, intensitas emosional meningkat. Orang yang memiliki sistim limbik yang sangat aktif dapat terbenam ke dalam perenungan tentang ajaran tentang dosa warisan yang bermula dari suatu Allah pemurka terhadap nenek moyang manusia. Allah yang tercipta dalam sistim limbik adalah Allah yang kejam, keras, agresif, pemarah, pendendam, penghukum dan menakutkan. Selain itu, orang yang memiliki sistim limbik yang sangat aktif mudah terserang penyakit jantung dan penyakit otak; dan karenanya akan berumur pendek (tetapi tentu tidak selalu demikian).
Pengalaman spiritual
Pengalaman spiritual seseorang, entah pengalaman yang nyata atau yang dibayang-bayangkan saja, mengubah neuron-neuron di organ otaknya sehingga orang ini memandang kenyataan dan hubungan dirinya dengan dunia berbeda secara signifikan dari sebelumnya. Dibandingkan kemampuan alam sadar yang memproduksi pandangan tentang kenyataan secara terbatas dan terfragmentasi, proses tak sadar dalam otak manusia melahirkan pandangan yang lebih menyeluruh atas kenyataan.
Pengalaman-pengalaman spiritual mendorong bekerjanya sistem saraf otak yang membangkitkan perasaan seseorang (sistem saraf simpatetis) dan yang menenangkan batinnya (sistem saraf parasimpatetis). Pengalaman spiritual sangat beraneka ragam dan distimulasi oleh (dan menstimulasi) beraneka ragam aktivitas neurologis dalam lebih dari satu bagian organ otak manusia. Dan setiap orang memiliki “sidik jari” neurologis yang unik di dalam otaknya yang menggambarkan Allah yang dipercayanya. Hampir tidak ada seorangpun menggunakan kata-kata, frasa-frasa, atau ungkapan-ungkapan yang sama dengan yang dipakai orang lain dalam mendeskripsikan pengalaman spiritual berjumpa dengan suatu Allah. Setiap pengalaman keagamaan dan pengalaman spiritual adalah unik, karena tidak ada satupun helaian DNA otak manusia yang sama dengan helaian DNA otak manusia lainnya dan juga karena perbedaaan kebudayaan yang membesarkan dan membentuk kesadaran kognitif setiap manusia.
Bisa terjadi bahwa teks-teks suci yang berbeda-beda pada hakikatnya menggambarkan suatu pengalaman rohani universal, tetapi ketika pengalaman ini ditulis, penulisannya menggunakan bahasa yang unik, yang diangkat dari kebudayaan dan denominasi organisasi keagamaan masing-masing penulisnya yang berlain-lainan. William James (dalam bukunyaThe Varieties of Religious Experience: A Study in Human Nature [Longman, 1902]) berpendapat bahwa pengalaman-pengalaman spiritual manusia dalam perjalanan sejarah relatif tetap konsisten. Neurosains juga menemukan bahwa otak manusia selama ribuan tahun telah melahirkan secara spontan pengalaman-pengalaman spiritual dan mistikal. Meskipun ada suatu elemen universal dalam setiap agama, namun manusia tidak memiliki kemampuan linguistik untuk mengekspresikan pengalaman-pengalaman ini dengan tingkat akurasi yang tinggi, sehingga terciptalah keanekaragaman gagasan-gagasan teologis.
Orang fundamentalis
Jika orang terlibat terus-menerus dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang terfokus pada kemarahan dan rasa takut yang mengaktifkan organ amygdala dalam otak, seperti terjadi pada kalangan beragama fundamentalis, anterior cingulate akan mengalami kerusakan permanen. Jika hal ini terjadi, seorang fundamentalis religius akan kehilangan rasa peduli pada orang lain dan akan menyerang orang lain dengan sangat agresif. Jika anda mengharapkan suatu kejadian negatif di masa depan yang mengancam nyawa banyak orang, maka aktivitas di anterior cingulate akan menurun dan sebaliknya aktivitas di amygdala meningkat. Keadaan neurologis semacam ini menimbulkan kecemasan dan neurotisisme sangat tinggi. Orang yang menderita keadaan mental semacam ini akan tertarik pada agama-agama fundamentalis karena agama-agama sejenis ini menawarkan suatu sistem kepercayaan religius yang sangat terstruktur yang mengurangi perasaan-perasaan serba tidak pasti, dan yang memungkinkannya untuk menyalurkan semua dorongan agresif yang dibangkitkan oleh amygdala.
Sebaliknya, jika anda ingin memiliki anterior cingulate, frontal cortex dan sistim limbik yang sehat, anda perlu dengan teratur melakukan meditasi atau tekun berdoa, dengan terus-menerus merenungi konsep-konsep yang dapat membawa anda masuk ke dalam cinta kasih, sukacita, toleransi, optimisme dan pengharapan. Dengan bermeditasi secara teratur dan terus-menerus, otak akan semakin sehat, sebab melalui meditasi otak kita melawan kecenderungan biologis manusia untuk bereaksi penuh amarah dan permusuhan terhadap situasi-situasi yang berbahaya dan yang mengancam.
Orang ateis
Jika orang berkontemplasi tentang Allah, Allah dapat dirasakannya tidak bermakna atau tidak bernilai; hal ini disebabkan oleh tidak aktifnya frontal lobe dan sistim limbik dalam otak. Orang dapat tidak beragama atau menjadi ateis jika frontal lobe dan sistim limbik tetap dibiarkan tidak aktif ketika kepadanya diajukan soal-soal spiritual. Kalangan ateis mengalami pola aktivitas neuron otak yang berbeda-beda dari satu orang ke orang lainnya ketika mereka memikirkan konsep tentang Allah. Jadi, apa yang dinamakan “God spot” yang terpatri dalam organ otak kita sebetulnya tidak ada.
Kalau pun terdapat neuron-neuron dalam organ otak kita yang sensitif terhadap Allah, sehingga dapat disebut sebagai “God neuron”, neuron-neuron ini tidak dapat dilokalisasi secara statis dan permanen di satu tempat, tetapi terdapat di tempat-tempat yang berbeda dari orang yang satu ke orang lainnya. Bagi orang yang satu, neuron semacam ini dapat berkaitan dengan perasaan senang dan terpesona; tetapi bagi orang lainnya, dengan perasaan kecewa dan dengan rasa sakit. Ihwal siapa dan bagaimana Allah bagi anda, bergantung pada pola neurologis khas yang terbentuk di otak anda, dan pola ini berkorelasi dengan gaya perilaku emosional pribadi anda. Juga bisa ada orang yang tidak memiliki sirkuit neurologis apa pun yang memungkinkannya mengonstruksi suatu citra positif atau suatu citra negatif mengenai Allah. Untuk orang semacam ini yang tidak memiliki “God neuron”, dia harus mencari makna dan tujuan kehidupannya di bidang-bidang lain, misalnya melalui pengabdian diri dalam dunia sains dan melalui pelayanan karitatif advokatif kepada umat manusia dan semua makhluk hidup lainnya.
“Dua binatang” dalam otak manusia
Memakai sebuah metafora, ada dua binatang di dalam otak kita, yakni satu binatang jahat dan satu binatang baik. Bagaimana sifat otak kita, dan dengan demikian juga bagaimana sifat kepribadian dan orientasi religius kita, ditentukan oleh binatang mana yang kita beri makan paling banyak sehingga menjadi jauh lebih besar dari binatang yang satunya lagi. Binatang jahatnya berdiam dalam sistim limbik otak kita; dan binatang baiknya ada dalam struktur frontal lobes dan anterior cingulate.
Sistim limbik, yang di dalamnya terdapat amygdala, terbentuk sudah sangat lama dalam sejarah evolusi otak manusia, yakni 450 juta tahun yang lalu, dan sudah menguasai kehidupan manusia sejak 150 juta tahun yang lalu. Jika sistim limbik terlalu aktif dan organ amygdala menguasai semua kegiatan neurologis, dan frontal lobe serta anterior cingulate tidak mengambil alih kendali atas kegiatan neurologis dalam otak, maka Allah yang dimunculkan adalah Allah yang keras, kejam, egoistik, agresif, pendendam, pemarah, penghukum, menakutkan dan mematikan; dan orang yang membesarkan Allah semacam ini di otaknya juga tumbuh menjadi seorang fundamentalis yang agresif sebagaimana juga sifat Allah yang dipujanya.
Sebaliknya, jika frontal lobes dan anterior cingulate (yang berusia masih muda dalam sejarah evolusi biologis otak manusia) dilatih terus-menerus untuk aktif mengendalikan semua aktivitas neurologis dalam otak kita, dan kita terus-menerus memberinya makanan berupa konsep-konsep, perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman kehidupan yang berisi cinta kasih, empati, kepercayaan, bela rasa, logika rasional, nalar, toleransi, kesadaran dan tanggungjawab sosial, maka Allah dalam neuron-neuron otak kita adalah Allah yang maha pengasih dan penyayang, penuh kemurahan, empatis, penyabar, pelindung, dan terbuka untuk dikaji dan dipikirkan oleh akal dan dibaharui oleh akal. Orang yang memiliki frontal lobes dan anterior cingulate yang aktif akan menjadi orang beragama yang liberal, kritis, rasionalis, progresif, terbuka, toleran, berbela rasa dan pluralis, dan karenanya akan lebih mungkin berumur panjang (tetapi tentu tidak selalu demikian).
Masa depan Allah
Gagasan tentang Allah terus berevolusi dalam perjalanan sejarah makhluk homo sapiens sapiens: semula nenek moyang makhluk cerdas ini memandang Allah sebagai suatu Allah yang autoritarian dan pemarah serta penghukum, tetapi kemudian gagasan ini lambat laun berevolusi sehingga muncullah konsep tentang Allah yang bijaksana, pengasih dan penyayang. Evolusi kultural pemikiran tentang Allah ini mengikuti evolusi neurologis dalam organ otak manusia. Karena evolusi dalam kebudayaan dan organ otak manusia terus berlangsung, maka gagasan dan pengalaman tentang Allah tidak akan lenyap di masa depan peradaban manusia. Tetapi Allah di masa depan tentu tidaklah harus sama dengan Allah yang digambarkan dalam kitab-kitab suci kita sekarang. Allah masa depan adalah Allah yang penuh misteri, yang tidak dapat ditangkap oleh kata-kata manusia, tetapi dialami oleh manusia dalam suatu pengalaman kesatuan mistikal yang tak dapat diekspresikan oleh kata-kata manusia, dan karenanya orang akan berbicara bukan lagi tentang agama-agama lembaga yang terkotak-kotak, tetapi tentang spiritualitas yang sangat kaya dengan makna, nilai, tujuan, dan simbol-simbol yang dihayati melalui jalan-jalan yang majemuk dan tak terhabiskan. Allah masa depan akan memegang banyak peran dan mentransendir banyak tafsiran tradisional atas teks-teks suci keagamaan. Allah masa depan, karenanya, adalah sebuah metafora yang tak pernah habis dimaknai dan diungkap, jika memang dapat dimaknai dan dapat diungkap, dalam usaha manusia mencari kebenaran dan makna yang paling mendasar buat kehidupannya.
Evaluasi
Sudah menjadi suatu pandangan umum di kalangan orang beragama bahwa sains dan agama tidak bisa dipertemukan, keduanya selalu bertentangan. Sains terfokus pada kajian-kajian terhadap segala sesuatu yang objektif dan empiris; sedangkan agama terfokus pada kepercayaan atau iman tanpa bukti objektif empiris apapun tentang adanya suatu Allah (atau banyak Allah) dan dunia supernatural. Sains berkutat dalam dimensi logismos (=logika), sedangkan agama dalam dimensi pistis (=iman). Pandangan ini sebenarnya sangat keliru, sebab agama dan kepercayaan keagamaan bisa dikaji secara ilmiah. Dewasa ini minimal ada tiga bidang ilmu yang menjadikan agama dan kepercayaan keagamaan sebagai objek-objek kajian ilmiah objektif.
Pertama, adalah kajian di bidang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi agama dan antropologi kultural. Kedua bidang ilmu sosial ini memperlakukan agama dan kepercayaan keagamaan sebagai fenomena sosiologis dan antropologis dan karenanya terbuka untuk dikaji secara ilmiah. Apapun klaim orang beragama tentang agamanya (misalnya bahwa agamanya “diturunkan” dari langit sebagai wahyu ilahi, dan karenanya bukan buatan atau ciptaan manusia), setiap agama, dilihat dari kajian sosial, memiliki unsur-unsur sosiologis antropologis buatan manusia, yang terbuka untuk dikaji secara ilmiah, objektif dan empiris. Secara objektif, setiap agama memiliki lima unsur sosiologis empiris yang membuatnya setara dengan organisasi-organisasi sosial lainnya, yakni 5 unsur K: komunitas sosial, kultus ritual, kanon (= kitab suci), kode etik moral, dan kredo. Kelima unsur ini menjadikan setiap agama terbuka untuk dikaji secara sosial antropologis, yakni mengenai asal-usul sosiologis kulturalnya, sejarahnya, konteks sosio-budayanya, strategi beradaptasinya, strategi pertahanan dirinya, agenda perjuangannya, arah dan tujuannya, ideologi atau pandangan dunia-nya (worldview), nilai-nilai sosio-kulturalnya, tantangannya, kepemimpinannya, perilaku sosial anggota-anggotanya, karya-karyanya, kehidupan ekonomi anggota-anggotanya, relasi antara pengalaman kehidupan sosial, ideologi dan kepercayaannya pada hal-hal supernatural, dlsb.
Kedua, adalah psikologi agama, yang secara ilmiah mengkaji setiap fenomena keagamaan sebagai suatu fenomena yang bersumber pada dan berkaitan dengan kondisi-kondisi psikologis umat (individual maupun kolektif) yang menganutnya, yang hidup dalam suatu konteks sosial yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi psikis ini. Psikologi agama memperlakukan semua pengalaman keagamaan sebagai pengalaman psikologis manusia, inheren dalam jiwa manusia, terlepas dari ada atau tidak adanya suatu Allah supernatural yang dipercaya umat beragama.
Ilmu yang ketiga berkait erat dengan psikologi agama, yakni neurosains (atau neurobiologi). Neurosains adalah suatu kajian ilmiah terhadap otak manusia dan sistim saraf rumit yang bekerja di dalamnya. Kalau neurosains diterapkan pada agama dan semua gejala spiritual, ilmu terapannya ini dinamakan neuroteologi. Nah, buku yang isi pokoknya sudah dikemukakan di atas adalah buku tentang neurosains dan neuroteologi, yang ditulis oleh dua orang neurosaintis terpandang, Andrew Newberg dan Mark Robert Waldman. Kita tentu harus berterima kasih kepada keduanya.
Neurosains dan neuroteologi tidak bisa membuktikan apakah Allah secara objektif ada atau tidak ada sebagai suatu realitas supernatural. Tetapi uraian di atas telah memperlihatkan kepada kita bahwa semua pengalaman keagamaan dan setiap perilaku keagamaan (entah yang bercorak fundamentalis pemberang ataupun yang bercorak liberal pengasih) dapat dicari sumber-sumbernya pada aktivitas neuron-neuron otak manusia dan pada bagian-bagian struktural otak manusia yang sudah terbentuk selama perjalanan panjang evolusi biologis otak manusia. Ada atau tidak adanya Allah secara objektif sebagai suatu realitas adikodrati, otak manusia memampukan manusia untuk membangun sebuah agama dan memikirkan serta memilih sifat-sifat Allah yang diperlukannya, yang dipandangnya dapat membuat dirinya bertahan dalam lingkungan alam dan lingkungan kebudayaannya sendiri.
Karena setiap kehadiran suatu bentuk agama berdampak pada kehidupan masyarakat sepanjang sejarahnya, maka kita yang mencintai kehidupan, bukan kematian dan kehancuran di muka Planet Bumi, tentu perlu mengarahkan kehidupan agama kita ke arah yang benar, yakni agama kita harus menghasilkan ketahanan kehidupan yang baik untuk semua spesies di planet ini. Kita perlu memompa gagasan-gagasan tentang suatu Allah yang maha baik dan maha berbela rasa dan maha bijaksana ke dalam organ otak kita sehingga aktivitas di frontal lobes dan di anterior cingulate terus meningkat, dan aktivitas neurologis kuat di bagian-bagian organ otak ini pada gilirannya semakin membentuk kepribadian sosio-religius kita yang terbuka pada cinta kasih, tanggungjawab sosial, toleransi, empati, pluralisme, kesatuan umat manusia, kemajemukan religiokultural, kecerdasan religius, dan rasionalitas manusia serta sains.
Dr. Ioanes Rakhmat
(Tulisan ini telah dibahas dalam acara bedah buku Komunitas Kristen Progresif di Grand ITC Permata Hijau, Jakarta Selatan, Indonesia, tanggal 09 Agustus 2010)
Anti-rasionalis dalam Beragama
Dalam otak manusia, terdapat banyak struktur dan sirkuit neurologis rumit yang menjadi suatu objek kajian dari ilmu yang dinamakan neurosains. Ketika fokus neurosains ditujukan pada relasi antara aktivitas sirkuit-sirkuit neurologis dalam otak dan perilaku beragama, muncullah sebuah disiplin ilmu yang dinamakan neuroteologi.
Menurut neuroteologi, perilaku beragama anti-rasionalis fundamentalis ditimbulkan oleh aktivitas neurologis sangat kuat pada sirkuit amygdala yang menjadi suatu bagian neurologis dari sistim limbik otak manusia. Sebaliknya, perilaku beragama rasionalis ditimbulkan oleh aktivitas yang kuat pada sirkuit frontal lobes dalam organ otak manusia. Jika sirkuit frontal lobes diaktifkan bersamaan dengan sirkuit anterior cingulate, maka orang akan dapat beragama rasionalis sekaligus memiliki cinta, bela rasa dan empati yang tinggi terhadap kehidupan sesama.
Agresif mematikan
Amygdala dan sistim limbik secara keseluruhan adalah suatu bagian otak paling tua dalam sejarah evolusi biologis otak manusia, terbentuk sekitar 450 juta tahun lalu, dan sudah menguasai kehidupan manusia sejak 150 juta tahun yang lalu. Jika aktivitas amygdala meningkat, maka gelombang ketakutan dan kecemasan menyerbu anda, karena zat-zat neuro-kimiawi yang destruktif mengalir deras masuk ke dalam otak. Jika orang berpikir negatif tentang dirinya sendiri, atau memandang kehidupan ini dengan negatif, aktivitas di dalam amygdala makin meningkat. Ketika dirangsang secara berlebihan, amygdala dalam sistim limbik otak menciptakan suatu impresi emosional tentang suatu Allah yang menakutkan, otoritatif, egoistik, agresif, pemaksa, pendendam, pemarah dan penghukum, dan menekan serta mematikan kemampuan frontal lobes untuk berpikir logis mengenai Allah.
Suatu cara neurologis untuk menekan aktivitas berlebihan dari sirkuit amygdala adalah dengan mengaktifkan sirkuit striatum. Struktur striatum menghambat dan menekan aktivitas dalam amygdala sehingga memungkinkan anda merasa aman di dalam kehadiran Allah, atau di dalam kehadiran objek atau konsep apapun, yang anda sedang kontemplasikan. Bersama dengan sirkuit anterior cingulate, striatum mengendalikan amarah, rasa takut dan kebencian.
Jika aktivitas di dalam anterior cingulate dan striatum terhambat, maka amygdala mengambil kendali dan keadaan ini membangkitkan respons “tempur atau mundur” (fight or flight response) yang menyebar ke dalam setiap bagian otak anda, yang mendorong dan meyakinkan diri anda bahwa anda sedang berada dalam suatu pertempuran yang harus anda menangkan apapun taruhannya.
Jika orang terlibat terus-menerus dalam kegiatan keagamaan yang terfokus pada kemarahan dan rasa takut yang mengaktifkan organ amygdala, seperti terjadi pada kalangan beragama fundamentalis, anterior cingulate akan mengalami kerusakan permanen. Jika hal ini terjadi, seorang fundamentalis religius akan kehilangan kepedulian pada orang lain dan akan menyerang orang lain dengan agresif.
Jika anda mengharapkan suatu kejadian negatif di masa depan yang mengancam nyawa banyak orang, maka aktivitas di anterior cingulate akan menurun dan sebaliknya aktivitas di amygdala meningkat. Keadaan neurologis semacam ini menimbulkan kecemasan dan neurotisisme sangat tinggi. Orang yang menderita keadaan mental semacam ini akan tertarik pada agama-agama fundamentalis karena agama-agama jenis ini menawarkan suatu sistem kepercayaan religius yang sangat terstruktur yang mengurangi perasaan serba tidak pasti, dan yang memungkinkannya untuk menyalurkan semua dorongan agresif yang dibangkitkan oleh amygdala.
Supaya kehidupan beragama menjadi rasionalis sekaligus dipenuhi cinta, bela rasa dan empati, orang perlu mengaktifkan terus-menerus dua sirkuit dalam organ otak: frontal lobes dan anterior cingulate.
Rasionalis berbelarasa
Frontal lobes menjadikan kita manusia yang unik, sebagai makhluk cerdas dan pemikir. Semakin orang giat dalam kegiatan intelektual, semakin kuat frontal lobes-nya. Di dalam bagian korteks neurologis inilah berakar imajinasi, kreativitas, orisinalitas dan kemampuan bernalar dan berkomunikasi dengan orang lain, dan kemampuan untuk menjadi lebih damai dan lebih termotivasi. Di dalam bagian otak ini konsep logis mengenai suatu Allah yang rasional, bijaksana dan pengasih, dibangun. Di dalam struktur ini juga berkembang logika yang anda gunakan untuk mengevaluasi kepercayaan-kepercayaan keagamaan anda. Jika aktivitas frontal lobes meningkat, sementara aktivitas sistim limbik menurun, maka orang akan merasakan kedamaian dan ketenteraman.
Korteks anterior cingulate masih berusia sangat muda, berusia 15 juta tahun dalam sejarah evolusi biologis otak manusia. Korteks anterior cingulate adalah sentra “hati” dan “jiwa” neurologis manusia. Korteks ini memainkan suatu peran yang menentukan di dalam kegiatan spiritual, dan terlibat dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, memori, perhatian yang terfokus, pengaturan emosi, koordinasi motoris, jumlah detak jantung, pendeteksian kesalahan, pengantisipasian ganjaran, pemonitoran konflik, evaluasi moral, perencanaan strategi, empati dan kasih sayang. Kesadaran sosial dan intuisi juga dibangun dalam korteks ini.
Struktur anterior cingulate memungkinkan anda mengalami Allah sebagai Allah yang pengasih, penyayang dan berbela rasa. Struktur ini mengurangi kecemasan, rasa bersalah, ketakutan dan kemarahan religius dengan cara menekan aktivitas di dalam amygdala. Jika anterior cingulate diaktifkan terus-menerus, maka anda akan menjadi seorang yang toleran dan pluralis.
Kesimpulan
Memakai sebuah metafora, kita dapat katakan bahwa ada dua binatang dalam otak manusia, yakni binatang jahat berupa amygdala dalam sistim limbik, dan binatang baik berupa sirkuit frontal lobes dan sirkuit anterior cingulate. Mana dari kedua binatang ini yang akan makin tumbuh besar, bergantung pada binatang mana yang anda beri makan paling banyak, melalui lingkungan pergaulan anda, melalui pendidikan yang anda terima, melalui buku-buku yang anda baca, dan melalui pelatihan spiritual yang anda jalani. Yang memberi makan binatang-binatang ini bukanlah Tuhan Allah anda yang berdiam di surga, tetapi diri anda sendiri. Apakah seseorang akan menjadi rasionalis beragama, atau malah menjadi anti-rasionalis fundamentalis beragama, hal ini tidak ditentukan sama sekali oleh kehendak dan penugasan suatu Allah yang bertakhta di atas langit, tetapi oleh ihwal bagaimana dia mengelola organ otaknya sendiri. []
Untuk pendalaman kajian neurosains dan neuroteologi, empat buku berikut ini memberi manfaat besar:
* Andrew Newberg & Mark Robert Waldman, How God Changes Your Brain: Breakthrough Findings from A Leading Neuroscientist (Ballantine Books, 2009).
* Andrew Newberg & Mark Robert Waldman, Born to Believe (The Free Press, 2007).
* Andrew Newberg & Mark Robert Waldman, Why We Believe What We Believe (The Free Press, 2006).
* Andrew Newberg & E. d'Aquili, Why God Won't Go Away (Ballantine Books, 2002).
Sumber http://www.facebook.com/notes/ioanes-rakhmat/anti-rasionalis-dalam-beragama/433756164095
Mengapa Babi itu Haram? Suatu Tinjauan Kritis Historis
Oleh Lutfi As
Seorang ibu rumah tangga di Medan berkirim sur-el kepada saya, demikian bunyinya;
Yth, DR. Lutfi,
Pak Lutfi saya senang sekali membaca tulisan2 dari bapak. Sangat mencerahkan. Saya ada sedikit pertanyaan, pak. Mohon dijawab dengan jelas dan sederhana:
Kenapa babi itu dianggap haram dalam agama Islam?
Saya seorang muslim yang menikah dengan seorang nasrani, tidak ada ganjalan yang berarti bagi saya kecuali ketika saya diundang makan bersama dalam keluarga suami saya. Saya jadi takut kalau-kalau yang kemakan oleh saya itu ternyata mengandung daging babi.
Demikian surat dari saya. Mohon maaf jika merepotkan.
Wassalam.
Sekalian saya jawab saja dalam note ini untuk ibu RP dan para pembaca yang dimuliakan:
Tidak, saya tidak merasa direpotkan. Malahan senang sekali berbagi pencerahan dengan sesama manusia. Saya sendiri salut kepada ibu RP ini berani memperjuangkan cinta untuk menikah dengan seorang ‘kafir’. Dan saya jamin baik kepada ibu RP dan para pembaca bahwa jawaban dari saya belum pernah anda dapatkan dari para ahli kalam manapun dalam khasanah islam. Teori ini orsinil dari saya.
Masalah kenapa babi diharamkan dalam islam selalu mengundang kebingungan, kenapa allah swt nampaknya begitu emoh dengan mahluk ciptaannya sendiri yang bernama babi. Dan tanpa alasan yang jelas kenapa islam begitu alergi dengan babi. Bahkan dengan mudahnya umat Islam membabi-babikan pihak lain yang bersebrangan keyakinannya dengan kita. Seakan-akan babi itu an sich / pada dirinya sendiri adalah kutukan.
Jikalau islam mengharamkan minuman keras, itu jelas alasannya. Minuman keras, bila diteguk secara berlebihan, membuat si peminum kehilangan control dan dapat melakukan apa saja yang berbahaya di luar kesadaran si pelaku. Begitu pula dengan larangan judi, itu jelas bikin orang malas, tidak mau kerja keras.
Tapi kalau dengan babi, apanya yang salah dengan babi? Kita mencari-cari alasan bahwa babi mengandung cacing pita, dan kadar kolestrol yang tinggi. Tahukah anda bahwa kadar kolestrol yang tinggi tidak dikandung dalam jeroan babi, tapi dari telur puyuh? Dan masalah penyakit dalam babi, toh sama saja dengan penyakit yang ada dalam sapi, unggas dsb yg dianggap halal untuk dimakan.
Ada pemikir2 islam yang enteng saja menjawabnya,” Allah swt melarang kita makan babi bukan karena daging babi itu ada apa-apanya, tapi karena ia sayang kepada kita.”
Ah, itu kan alasan yang mengada-ada dari ketidaktahuan saja. Kalau sesuatu itu dilarang, kita berasumsi karena sesuatu itu berdampak buruk atau mengandung keburukan dalam dirinya sendiri. Maka dari itu babi / daging babi layak diperiksa secara medis.
Analisa medis atas daging babi menyarankan bahwa daging babi sama saja seperti halnya daging lain, sama-sama ada kebaikan dan keburukannya. Apakah daging babi membawa prilaku buruk pada pemakannya? Tidak. Sama sekali tidak ada. Makan babi atau pun tidak makan babi – manusia yah sama saja ada yang agresif ada yang lembut, ada yang malas ada juga yang pekerja keras, seperti orang cina. Daging babi sama sekali tidak mempengaruhi sifat manusia.
Jadi apa yang membuat islam mengharamkan daging babi? Inilah jawabannya.
Islam is Judaism-minded in Law and Half Christian Form in rites.
Agama islam adalah agama yang dibentuk dari cara berpikir yahudi dan ritual nasrani. Begitu sedikit orang yang tahu bahwa islam mengambil ritual shalat dari Kristen ortodoks suriah, hal ini dikarenakan wajah nasrani yang kita lihat pada umumnya bukanlah nasrani dimana umat islam awal bersentuhan, tapi nasrani katolik roma dan protestan. Dan sebenarnya, Siriah adalah rahim dimana teks-teks islam awal ditulis pada abad ke-9 M, 200 tahun setelah apa yang kita kira jaman kelahiran Muhammad. 1 00 azma allah swt itu diambil abis dari nasroni siriah. Dari gaya bahasa dan bentuk penulisan aramik-suryani inilah kisah-kisah dalam alquran dan hadist nabi ditulis. Maka dari itu orang arab sendiri kesulitan memahaminya dan berdalih alquran itu adalah ‘firman yang tak terselami oleh otak’. Lha iyalah lha wong itu bukan orsinil arab.
Dan sebenarnya Kristen ortodoks suriah ini melakuan ritualnya mengambil bentuk dari ibadah yahudi yaitu shemma. Kata shalat kemungkinan berasal dari kata ‘sela’, yang dalam bahasa ibrani berarti sujud. Orang yahudi sujud menghadap yerusalem 7 kali dalam sehari. Dan ini ditiru oleh orang Kristen suriah yang nantinya ditiru lagi oleh islam dan diaku- aku sebagai hasil tawar menawar nabi kita dengan tuhan, karena allah meminta umatnya shalat 1000 kali sehari, maka Muhammad menawar sampai hanya 5 x sehari saja. Bisakah anda merasakan kejanggalan mitos ini? Mosok ada tuhan yang gila hormat sampai musti dipuji2 manusia 1000 kali dalam sehari dan mau tawar menawar dengan manusia?
The bottom line adalah akar dari islam itu adalah agama yahudi. Kita mengambil tauhid mereka, kita mengambil cerita2 mereka dan mendamprat mereka sesuka hati karena mereka tidak mengakui kenabian Muhammad. Lha iya lah islam mengajar yahudi itu ibarat anak itik yang baru bisa berenang petantang – petenteng di depan ikan hiu. Yahudi jauh lebih memahami apa itu kenabian, apa itu sasta dalam kitab-kitab dsb. Dan cara berpikir yahudi itu sudah lebih mapan ribuan tahun dari pada islam. Jadi bagaimana mungkin mereka mau tunduk terhadap islam dalam tauhidnya? Terhadap arogansi Kristen yang bombastis itu saja yang mengaku ada tuhan jadi manusia mereka tidak mau menyerah koq? “Tuhanmu itu cuman seorang nabi dari ratusan nabi dalam agama kami”, demikian kata orang yahudi kepada orang nasrani.
Dari agama yahudi inilah kepercayaan tentang haram dan halal itu berasal.
Pada mulanya adalah mitos.
Menurut tourat bangsa israil berasal dari trah nabi Ibrahim dari tanah Sumeria yang kemudian berkelana ke daerah Kanaan. Lalu Ibrahim menetap di kanaan dan mempunyai anak Iskak, yang menjadi leluhur bangsa israil dan ismail yang menjadi leluhur bangsa moab dan midian, bangsa yang kita sebut yordania saat ini. Dari Iskak maka lahirlah yakub dan cucunya yang berjumlah 12 orang yang salah satunya Yusuf dijual ke orang mesir, yang nantinya menjadi perdana mentri di mesir. Pada suatu masa tanah kanaan ini dilanda kekeringan sehingga yaqub dan anak cucunya minta perlindungan ke mesir. Dan di saat itulah Yusuf diberi ijin oleh firaun untuk menampung kaum duafa ibrani ini sebagai balas jasa firaun kepada Yusuf yang telah menjadi penasihat logistic mesir di masa paceklik. 300 tahun kemudian seorang firaun baru muncul dan menjadikan bani israil ini sebagai budak-budaknya untuk membangun piramid2 di Giza. Dan dari sinilah muncul Musa as, saudara angkat dari firaun yang sebenarnya adalah seorang dari bani israil. Ia memberontak terhadap firaun dan memintanya membebaskan saudara-saudaranya dari perbudakan menuju tanah terjanji di kanaan itu.
Dan musa inilah yang mengajarkan bani israil tentang apa yang baik dan buruk, halal dan haram yang tertulis dalam kitab torat.
Begitulah cerita itu dipercaya oleh ketiga agama besar yang katanya dituntun oleh tuhan yang sama. Anehnya allah swt / Yahweh / tuhan / abbaitu sendiri, beserta jibril sang kacung, tidak sadar bahwa cerita itu sendiri adalah kebohongan belaka. Kenapa baik awloh, jibril, para nabi yahudi, yesus dan Muhammad tidak sadar akan kebohongan cerita itu sampai-sampai para sarjana yahudi sendiri menjungkir balikan kepercayaan semu ini? Jawaban saya sederhana. Karena tuhan dan agama itu cuman konsep doang. Halal – haram itu cuman konsep doang. Tidak ada musa as, tidak ada Ibrahim as, dan tidak ada adam as. Semua itu tokoh fiktif. Yang ada adalah Lutfi as yang buah pikirannya sedang anda baca.
Cerita sebenar-benarnya
Berdasarkan kajian ilmiah antar disipliner yang melibatkan ahli teologi nasrani (kalamulah), socio- antropolog, ahli kepurbakalaan, banyak situs2 digali di Israel sejak pertengahan abad 19 sampai sekarang. Dan banyak kesimpulan mengejutkan didapatkan.
Kesimpulan umum menyatakan bahwa :
Bangsa Israel dan kerajaannya di kanaan adalah bangsa asli daerah tersebut. Bukan pendatang dari sumeria yang seperti dalam kisah Ibrahim. Dan tidak pernah ada kejadian eksodus, dimana musa as membawa bani israil dari mesir setelah sebelumnya Yahweh atau awlohnya orang ibrani ini menulahi firaun dengan tulah2 bombastis yang diakhiri dengan terbelahnya laut teberau. Semua itu kibulan belaka.
Buktinya? Temuan2 arkeologi menyatakan bahwa kerajaan mesir terbentang dari hulu sungai Nil (yang sekarang Sudan) sampai ke Suriah. Jadi kanaan atau daerah Israel itu adalah provinsi jajahan dari Mesir. Dan tidak pernah ada satu artefak pun di mesir yang menceritakan tentang tulah2 luar biasa, eksodus bani Israel, dan terbelahnya laut teberau.
Bagaimana mungkin ada yang disebut eksodus dari mesir ke kanaan, lha wong kanaan itu wilayah protektorat mesir sendiri? Memang benar bangsa kanaan ini membebaskan wilayahnya dari penjajahan mesir – tapi jelas tidak ada eksodus, karena dari awalnya mereka, bangsa yang disebut bangsa Israel ini, memang penduduk asli daerah itu. Sama pribuminya dengan bangsa2 midian, moab, beduin, dsb.
Jadi dari mana cerita itu dikarang-karang?
Dalam buku The Bibel Unearthed, adalah para sarjana Yahudi sendiri spt Flinkenstein dan Liebermann yang dengan meyakinkan berkesimpulan bahwa bangsa israil adalah bangsa yang lahir dari itikad politik para raja-raja kecil di sekitar kanaan yang bersatu untuk menjadi suatu bangsa berkerajaan yang nantinya disebut kerajaan Israel. Mengapa raja-raja kecil ini beritikad untuk bersatu? Alasannya karena secara demografis letak kanaan ini sangat potensial, ia menjadi jembatan ekonomi, politik dan peradaban antara dua kerajaan besar, mesir dan sumeria. Begitu pula karena letaknya dipinggir laut mediterania menjadikan daerah kanaan ini subur karena mendapatkan angin munson. Karena itulah maka bangsa-bangsa besar di sebelah seperti bangsa midian dan filistin sering menyerang dan menjarah hasil pertanian bangsa kanaan. Untuk itulah bangsa2 kanaan ini, yang mungkin berjumlah 12 kerajaan kecil (city state) bersatu. Kita bisa berasumsi angka 12 karena angka ini menjadi symbol dari 12 suku dari bani israil.
Baik pada jaman dahulu maupun jaman sekarang, spirit perjuangan itu mendapatkan komunikasi politik yang efektif dalam bentuk agama. Jika pemimpin mau berkuasa, kuasailah agamanya - maka rakyatpun akan menurut. Maka dari itu diciptakan cerita2 kepahlawanan tentang asal-usul leluhur mereka yang berasal dari Sumeria, bangsa dengan peradaban tertinggi saat itu, dan bahwa leluhur mereka pun pernah menetap di Mesir, bangsa dengan peradaban tertinggi di sebelah selatan. Serta pemimpin mereka , Musa, adalah pangeran yang berpengetahuan tinggi. Dan lewat agitasi politik ini maka terbentuklah semangat kebathinan bersama dalam wujud agama – hukum. Yang diantaranya mengurus tentang apa yang patut disembah, apa yang patut dimakan dsb. Karena kepatuhan kepada agama, adalah kepatuhan kepada pemimpin. Bagi suatu bangsa yang baru muncul, semangat seperti itu sangatlah dibutuhkan. Dan agitasi ini tidak terjadi dalam satu generasi melainkan lewat ratusan tahun. Cerita2 tentang leluhur Israel yang fiktif ini mencapai bentuk yang solid pada jaman pemerintahan raja Yosiah kira-kira 600-500 SM, kelak sekitar 200 tahun kemudian adalah ezra / uzair yang membukukan cerita2 tersebut dipadukan dengan kisah2 dari babel ttg penciptaan, adam, nuh dan banjir besarnya.
Jadi jangan pernah bermimpi tentang adanya tuhan yang berfirman di langit kepada para nabi, “demikianlah firman tuhan bla…bla…bla…” semua tulisan kitab itu, termasuk alquran, adalah produk budaya, buatan akal manusia yang tidak pernah lepas dari ruang dan waktu, budaya dan cara berpikir orang pada jaman tersebut. Dari terang pemahaman ini, apakah perlu memutlakan kitab2 agama ini jadi penuntun absolute manusia? Ambil ruh nya berupa penghormatan pada nilai2 kemanusiaan, bukan bentuknya.
Elevated Options (pilihan2 yang bertingkat)
Kedua belas bangsa kecil itu, yang berasal dari agama dan budaya yang berbeda2, mestilah dibangun kesadaran akan bersatu bangsa, bersatu agama dan bersatu pikiran. Mereka diarahkan mulai dari perkara-perkara real sampai pada perkara abstrak, mulai dari perkara apa yang boleh dimakan dan diminum sampai keyakinan tentang ketuhanan yang monotheistic.
Maka diaturlah laku masyarakat sampai ke hal-hal kecil, begitulah syariat mereka berlaku.
Kembali kepada masalah babi, sebenarnya yang diharamkan oleh bangsa yang baru bersatu ini bukanlah babi saja, namun semua jenis hewan berkaki empat yang kakinya berjari-jari mirip manusia. Jenis itulah yang tidak boleh dimakan. Jadi tidak hanya babi saja, melainkan, kucing, anjing,tikus, marmot, singa dsb. dan seandainya mereka tahu bahwa di belahan dunia nun jauh di sana ada kangguru dan capibara, jenis hewan inipun haram. Hanya hewan berkuku belah yang boleh dimakan, seperti sapi,kambing, onta dll.
Kenapa spesifik kepada babi orang yahudi begitu benci? Jawabannya
Pertama, karena tanah mereka yang begitu terbatas maka pertanian adalah penting, maka semua hama haruslah dibasmi, termasuk babi.
Kedua, karena cara hidup babi yang kotor dan suka berkubang di lumpur bisa dijadikan analogi ttg cara hidup kaum gentile / kafir yang tak bertuhan, pemalas, sia-sia dan najis.
Ketiga, karena kontur tanah mereka yang berbukit2 tidak memungkinkan bagi kawanan babi untuk hidup. Babi hanya bisa ditemukan di daerah utara, dimana daerahnya lebih hijau, yaitu daerah sekitar Samaria, Lebanon dan suriah atau di daerah selatan di tanah mesir yang kaya raya. Jadi apabila penduduk kanaan ingin memakan babi, mereka harus mengimpornya dari negeri2 di utara, atau dari selatan yaitu mesir. Dan prilaku hedonis macam ini yang dilarang oleh negara yang baru lahir itu sebagai sebuah bentuk ketergantungan.
Tapi yang lebih mendasari haram halalnya adalah karena pengaruh psikologis.
Karena penduduknya kanaan ini masih primitive dan belum dewasa dalam berdialektika, maka opsi yang ada bagi mereka hanyalah A dan B, haram dan halal, terang dan gelap, bani israil versus kafir.
Demi kemurnian ras mereka, bani srail tidak boleh memberikan anak-anak perempuan mereka untuk dikawini laki2 dari kaum di sekitar mereka. Namun kaum laki2 israil boleh mengawini perempuan2 dari bangsa2 lain. Nah, bukankah ini namanya politik infiltrasi lewat perkawinan? Dan ini yang dipegang teguh oleh islam karena selalu terobsesi dengan kemurnian ‘iman’. Itulah opsi A dan B yang hanya tersedia.
Namun kelak, ketika bangsa Yahudi ini lebih dewasa dan identitas kebangsaan sudah terbatinkan dalam benak mereka, maka opsi menjadi lebih bervariasi ada A, B, C, dan D. contoh: ketika bani israil ditawan oleh bangsa Persia, bani israil mencari perlindungan dengan membikin plot agar seorang putri mereka yang cantik bernama Ester dijadikan gundik seorang raja Persia. Dan Lewat gundik raja inilah bangsa Yahudi terpelihara dari percobaan genosida oleh seorang pejabat Persia yang membenci kaum yahudi. Manuver semacam ini pastilah akan dikutuk oleh leluhur mereka yang hanya berpikir sederhana saja yaitu A dan B.
Inilah yang saya maksud dengan elevated options atau pilihan bertingkat itu. Suatu prinsip yang abstrak dijadikan suatu hukum real dan mengikat sebagai cara untuk menginternalisasikan prinsip abstrak itu dalam laku hidup sehari-hari. Kelak ketika kesadaran suatu bangsa ini maju, maka opsi yang baru diperkenalkan dan dialektika semakin kompleks.
Suatu saat, seorang yahudi saleh di abad 1 masehi, yang tidak pernah makan makanan haram semacam babi dsb, mendapat ilham bahwa haram dan halal itu hanya konsep bikinan manusia. Semua ciptaan tuhan tidak ada yang haram dalam dirinya sendiri. Yahudi saleh yang saya maksud adalah petrus, murid dari nabi isa. Lewat petrus cs. inilah pengajaran gurunya disampaikan ke bangsa-bangsa diluar yahudi, karena tidak ada bangsa yang kafir, begitu pula tidak ada binatang yang haram. Perlawanan terhadap halal-haram ini dilakukan dalam gerakan anti-sunat. Manusia itu sudah sempurna dari sononya, sunat tidak menambah kesempurnaan manusia. Kalau bersunat ini memang menambah kesempurnaan, kenapa kita tidak terlahir dengan kulit khatan yang sudah terpotong? Inilah pemberontakan Kristen terhadap yudaisme, agama sumber dimana mereka pernah disapih.
Islam, suatu agama yang lahir sungsang
Ketika islam lahir, ia hanya begitu saja mengambil syariat2 yahudi tanpa memahami filosofis dibalik itu. Agama yahudi yang telah merentang massa ribuan tahun dan begitu pula agama Kristen yang telah berusia setengah millennium membuat mereka memiliki spectrum dalam berkhasanah. Namun tidak demikian dengan islam yang lahir sungsang dan dipioniri oleh kawanan2 padang gurun yang kasar dan berpikir praktis. Mereka hanya mengambil syariat dalam bentuk, bukan dalam semangat dan filosofi. Dan yang sial adalah kita yang hidup dalam dunia modern tapi harus berlaku seperti orang bodoh terhadap para kambing bandot arab yang merasa sok tahu dan sok benar.
Bukan hanya tentang halal dan haram, tentang sunat pun kita, agama islam, mencontek begitu saja tanpa mengerti hakekat dibalik sunat itu yang adalah janji allah terhadap bani israil. Kita hanya mencari-cari alasan bahwa dipotongnya kulup kita akan membawa faedah kesehatan dsb. Padahal penjelasan medis yang obyektif tidak membuktikan hal tersebut.
Dengan pemahaman elevated options ini kita seharusnya sadar bahwa agama adalah bikinan manusia. Pilihan bertingkat ini adalah bentuk psikologis perjalanan kesadaran si manusia itu sendiri, mulai dari pemikiran yang real-kongkrit A vs B, haram vs halal, kemudian terus berdialeka menjadi C, D, E dan F. dan akhirnya mulai menyadari bawa A, B, C, D, E, dan F dsb hanyalah konsep pendekatan manusia akan realitas hidup. Bukan hidup itu sendiri. Kebermaknaan hidup ini tidak terletak pada A, B, dan C, dsb, tapi pada pemahaman bahwa kita, manusia, ternyata bisa berubah seiring dengan berubahnya materi2 yang menyertai kita, spt budaya, tingkat pendidikan, kompleksitas hidup dsb. Kita adalah mahluk yang terus berubah dan bergerak. Tidak pernah statis. Dan itu yang perlu disyukuri.
Tuhan tidak pernah mau tahu apa yang manusia makan dan minum sepanjang kita mendapatkannya dengan cara2 beradab. Selama milyaran tahun bumi ini tidak pernah mengenal konsep tuhan. Binatang lahir dan mati, makan dan dimakan, tidak ada yang sok-sok tahu mengajarkan tentang apa yang halal dan haram sampai ada suatu saat trah kera besar yang baru melek pengetahuan , yang kita namai homo sapiens-sapiens, dan berdomisili di timur tengah merasa sok tahu bercerita tentang adanya tuhan yang sendirian, tidak beranak dan tidak beribu, yang mengajari kita tentang halal dan haram.
Saya tandaskan lagi tidak ada yang haram. Begitu pula tidak ada yang halal. Artinya semua itu diserahkan pada kita untuk menilai, apakah itu bermanfaat, apakah itu merugikan, apakah itu sesuai dengan nilai2 masyarakat dan hati nurani kita.
Saya tidak pernah memakai haram dan halal, tapi tidak berarti semua binatang layak dimakan. Saya tidak makan tikus, kecoa, kucing, anjing, paus, sirip ikan hiu, monyet, biawak, kelelawar, dsb. Karena berbagai pertimbangan, baik itu kesehatan, higienitas, dan ekologi. Sangat mungkin bahwa waktu Australia dan Amerika saya tanpa sadar makan makanan yang mengandung babi. Alhamudilah . enak. Dan itu tdk mengubah apapun dari diri saya.
Untuk ibu RP. Kalau anda takut salah makan, ya ambil saya yang jelas2 bentuknya, misalnya ayam atau ikan. Toh saudara2 nasrani dari suami andapun pasti bukan orang gila yang suka menipu orang lain mengatakan ini bukan babi padahal babi. Saya tahu orang batak tidak akan seculas itu.
Yang haram itu adalah sifat membabibuta:
-membabi buta mempercayai sesuatu tanpa bukti empiris.
-membabi buta mengkafir-kafirkan orang lain hanya karena tidak berbagai keyakinan yang sama dengan kita.
-membabi buta membenci kaum lain hanya karena sentimen yang ditanamkan dalam kitab2 buatan manusia yang penuh dengan bias dan kepentingan politik.
-membabibuta menegakan hukum syariah yang jelas2 sudah ketinggalan jaman dan tidak sepadan dengan HAM internasional.
Dengan menyadari bahwa adam as. sampai musa as. itu cuman tokoh2 fiktif buatan kaum kanaan yang nantinya disebut bangsa israel, seharusnya kita sadar bahwa baik bangsa Israel, yordania, arab, turki, mesir, adalah bersaudara. Dan memang semua manusia adalah bersaudara, berasal dari trah kera besar yang sama yang tinggal di savannah Afrika Timur jutaan tahun yang lalu. Tidak ada yang disebut bangsa pilihan tuhan, tidak ada yang disebut tanah perjanjian, setiap manusia mempunyai hak hidup yang sama untuk tumbuh dan beraktualisasi tanpa perlu dikungkung oleh agama yang nyata2 membedakan manusia jadi kutub2 ekstrim yahudi vs gentile (yudaisme), umat yang ditebus vs umat yang tidak ditebus (Kristen), mukmin vs. kafir (islam).
Demikianlah renungan dari saya, seorang Doktor lulusan universitas terkenal di Australia dalam Kajian Islam Mutokhir alias Advance Islam Study.
Marilah ummah yang saya cintai, jangan terbelenggu dengan konsep haram dan halal, tapi jangan pula jadi orang rakus yang suka melacurkan nafsu lidah dan perut, jadilah manusia yang sederhana dalam masalah makanan tapi kritis dan tajam dalam berpikir, seru sekalian alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar