Selasa, 19 Mei 2009

Nabi Musa AS

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Musa mendapat julukan Kalim Allah (كليم الله, Kalimullah) yang artinya orang yang diajak bicara oleh Allah. Bahkan tidak jarang dia berdialog dengan Allah, dialog antara seorang hamba yang sangat dekat dengan Sang Kekasih Yang Maha Pengasih. Namun, melihat julukan yang diberikan oleh Allah pada diri Musa, tampaknya Musa memang satu-satunya Nabi yang memperoleh keistimewaan itu.

MosesRescued FromTheNile.JPG

Musa bin Imran bin Fahis bin 'Azir bin Lawi bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Kemudian Musa menikah dengan puteri Syu’aib yaitu Shafura (Shafrawa/Safora/Zepoporah) dan memiliki keturunan berjumlah 4 orang, mereka adalah Alozar, Fakhkakh, Mitha, Yasin, Ilyas.
Dikatakan dalam kisah Muhammad di perjalanannya menuju Sidrat al-Muntaha, ketika ia sampai di Langit Al-Khaliishah (Keenam), bahwa Muhammad melihat Musa memiliki postur tinggi dan kekar, berambut lebat, memiliki jenggot putih panjang menutupi dadanya, rambutnya hampir menutupi badannya dan sembari memegang tongkat.[12]

Kelahiran

Musa diutus Allah untuk memimpin kaum Israel ke jalan yang benar. Ia merupakan anak Imran dan Yukabad binti Qahat, dan bersaudara dengan Harun, dilahirkan di Mesir pada pemerintahan Maneftah[13] yang memiliki julukan Ramses Akbar[14] atau "Thutmosis".[15]

Mimpi Firaun

Pada masa kelahiran Musa, Firaun membuat peraturan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Tindakan itu diambil karena dia sudah terpengaruh oleh paranormal kerajaan yang menafsirkan mimpinya. Firaun bermimpi Mesir terbakar dan penduduknya mati, kecuali kaum Israel, sedangkan paranormalnya mengatakan kekuasaan Fir'aun akan jatuh ke tangan seorang laki-laki dari bangsa Israel. Karena cemas, dia memerintahkan setiap rumah digeledah dan jika menemukan bayi laki-laki, maka bayi itu harus dibunuh.

Yukabad melahirkan seorang bayi laki-laki (Musa), dan kelahiran itu dirahsiakan. Karena risau dengan keselamatan Musa, akhirnya Musa dihanyutkan ke Sungai Nil ketika berusia 3 bulan. Kemudian Musa ditemukan oleh Asiyah istri Firaun, yang sedang mandi dan kemudian membawanya ke istana. Melihat istrinya membawa seorang bayi laki-laki, Firaun ingin membunuh Musa. Istrinyapun berkata: “Jangan membunuh anak ini karena aku menyayanginya. Lebih baik kita mengasuhnya seperti anak kita sendiri karena aku tidak mempunyai anak.” Dengan kata-kata dari istrinya tersebut, Firaun tidak sampai hati untuk membunuh Musa.

Musa bertemu ibunya

Kemudian istri Firaun mencari pengasuh, tapi tidak seorang pun yang dapat menyusui Musa dengan baik, dia menangis dan tidak mau disusui. Selepas itu, ibunya sendiri mengajukan diri untuk mengasuh dan membesarkannya di istana Firaun. Diceritakan dalam Al-Quran: “Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya dia mengetahui janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”

Pada suatu hari, Firaun memangku Musa yang masih kanak-kanak, tetapi tiba-tiba janggutnya ditarik Musa hingga dia kesakitan, lalu berkata: “Wahai istriku, mungkin anak inilah yang akan menjatuhkan kekuasaanku.” Istrinya berkata: “Sabarlah, dia masih anak-anak, belum berakal dan belum mengetahui apa pun.” Sejak berusia tiga bulan hingga dewasa Musa tinggal di istana itu sehingga orang memanggilnya Musa bin Firaun. Nama Musa sendiri diberi keluarga Firaun. “Mu” berarti air dan “sa” adalah tempat penemuannya di tepi sungai Nil.

Masa Kenabian

Musa menghadapi Firaun

Kisah permasalahan di antara mukjizat Nabi Musa dengan sihir dari tukang sihir firaun dikata bermula disebab satu peristiwa di mana pada satu ketika semasa Musa mengambil meninjau di sekitar kota dan kemudian beliau melihat dua laki-laki sedang berkelahi, masing-masing di kalangan Bani Israel bernama Samiri dan bangsa Mesir, Fatun. Melihatkan kegaduhan itu Musa mau mententeramkan mereka, tetapi ditepis Fatun. Tanpa berlengah Musa lalu mengayunkan satu batu ke atas Fatun, lalu tersungkur dan meninggal dunia.

Ketika laki-laki itu meninggal dunia karena tindakannya, Musa memohon ampun kepada Allah seperti dinyatakan dalam al-Quran: “Musa berdoa: Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiayai diriku sendiri karena itu ampunilah aku. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Pernikahan Musa dengan putri Syu'aib

Tetapi, tidak lama kemudian orang banyak mengetahui kematian Fatun disebabkan Musa dan berita itu turut disampaikan kepada pemimpin kanan Firaun. Akhirnya mereka akan menangkap Musa. Disebabkan terdesak, Musa mengambil keputusan keluar dari Mesir. Ia berjalan tanpa arah dan tujuan, tetapi selepas lapan hari, beliau sampai di kota Madyan, iaitu kota Nabi Syu'aib di timur Semenanjung Sinai dan Teluk Aqabah di selatan Palestina.

Musa tinggal di rumah Nabi Syu’aib beberapa lama sehingga menikah dengan anak gadisnya bernama Shafura. Selepas menjalani kehidupan suami istri di Madyan, Musa meminta izin Syu’aib untuk pulang ke Mesir. Dalam perjalanan itu, akhirnya Musa dan isterinya tiba di Bukit Sinai. Dari jauh, beliau terlihat api, lalu terfikir ingin mendapatkannya untuk dijadikan obor penerang jalan. Musa meninggalkan istrinya sebentar untuk mendapatkan api itu. Apabila sampai di tempat api menyala itu, beliau menemukan api menyala pada sebatang pohon, tetapi tidak membakar pohon berkenaan. Ini membingungkannya dan ketika itu beliau terdengar suara wahyu daripada Tuhan.

Selepas itu Allah berfirman kepadanya, bermaksud: “....Wahai Musa sesungguhnya Aku Allah, yaitu Tuhan semesta alam.”

Firman-Nya lagi, bermaksud: “Dan lemparkan tongkatmu, apabila tongkat itu menjadi ular Musa melihatnya bergerak seperti seekor ular, dia berundur tanpa menoleh. Wahai Musa datanglah kepada-Ku, janganlah kamu takut, sungguh kamu termasuk orang yang aman.”

Selepas itu Allah berfirman lagi kepada Musa, maksudnya: “Masukkan tanganmu ke leher bajumu, pasti keluar putih bersinar dan dekapkan kedua tanganmu ke dada kerana ketakutan....” Tongkat menjadi ular dan tangan putih berseri-seri itu adalah dua mukjizat yang dikurniakan Allah kepada Musa.

Kembali ke Mesir

Ketika beliau dalam perjalanan pulang dari Madyan ke Mesir, bagi menghadapi Firaun dan pengikutnya yang fasik. Firaun cukup marah mengetahui kepulangan Musa yang mau membawa ajaran lain daripada yang diamalkan selama ini sehingga memanggil semua ahli sihir untuk mengalahkan dua mukjizat berkenaan. Ahli sihir Firaun masing-masing mengeluarkan keajaiban, ada antara mereka melempar tali lalu menjadi ular. Namun, semua ular yang dibawa ahli sihir itu ditelan ular besar yang berasal daripada tongkat Musa.

Firman Allah bermaksud: “Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, pasti ia akan menelan apa yang mereka buat. Sesungguhnya apa yang mereka buat itu hanya tipu daya tukang sihir dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana saja ia datang.”

Semua keajaiban ahli sihir itu dihancurkan Musa menggunakan dua mukjizat berkenaan, menyebabkan sebagian dari kalangan pengikut Firaun, termasuk istrinya mengikuti ajaran yang dibawa Musa. Melihatkan ahli sihir dan sebagian pengikutnya beriman dengan ajaran Nabi Musa, Firaun marah, lalu menghukum golongan berkenaan. Manakala istrinya sendiri disiksa hingga meninggal dunia.

Nabi Musa bersama orang beriman terpaksa melarikan diri sehingga mereka sampai di Laut Merah. Namun, Firaun dan tentaranya yang sudah mengamuk mengejar mereka dari belakang, tetapi semua mereka mati tenggelam di dasar Laut Merah.

Al-Quran menceritakan: “Dan ingatlah ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.”

Musa bermunajat di Bukit Sina

Selepas keluar dari Mesir, Nabi Musa bersama sebahagian pengikutnya dari kalangan Bani Israel menuju ke Bukit Sina untuk mendapatkan kitab panduan daripada Allah. Namun, sebelum itu Musa disyaratkan berpuasa selama 30 hari pada Zulkaedah. Ketika mahu bermunajat, beliau beranggapan bau mulutnya kurang menyenangkan. Ia menggosok gigi dan mengunyah daun kayu, lalu perbuatannya ditegur malaikat dan beliau diwajibkan berpuasa 10 hari lagi. Dengan itu puasa Musa genap 40 hari.

Sewaktu bermunajat, Musa berkata: “Ya Tuhanku, nampakkanlah zat-Mu kepadaku supaya aku dapat melihatMu.” Allah berfirman: “Engkau tidak akan sanggup melihatKu, tetapi coba lihat bukit itu. Jika ia tetap berdiri tegak di tempatnya seperti sediakala, maka niscaya engkau dapat melihatku.” Musa terus memandang ke arah bukit yang dimaksudkan itu dan dengan tiba-tiba bukit itu hancur hingga masuk ke perut bumi, tanpa meninggalkan bekasnya.Musa terperanjat dan gementar seluruh tubuh lalu pingsan.

10 Perintah Tuhan

Ketika sadar, Musa terus bertasbih dan memuji Allah, sambil berkata: “Maha besarlah Engkau ya Tuhan, ampuni aku dan terimalah taubatku dan aku akan menjadi orang pertama beriman kepadaMu.” Sewaktu bermunajat, Allah menurunkan kepadanya kitab Taurat. Menurut ahli tafsir, ketika kitab itu berbentuk kepingan batu atau kayu, namun padanya terperinci segala panduan ke jalan diridhai Allah. Kesepuluh Perintah Tuhan itu mengandung sejumlah pernyataan-penyataan wajib yang secara total lebih dari 10. Tetapi, Kitab Suci sendiri menunjukkan perhitungan "10", menggunakan frase 'aserethad'varim diartikan sebagai 10 kata, pernyataan, atau benda. Agama-agama yang bermacam-macam mengelompokkan pernyataan-penyataan wajib tersebut sehingga menjadi 10 bagian.

Berikut isi sepuluh perintah tersebut:

(1). Akulah TUHAN, Allahmu. Jangan ada padamu tuhan lain selain-Ku.

(2.) Jangan membuat bagimu patung (sembahan) yang menyerupai apapun.

(3). Jangan menyebut nama TUHAN: Allahmu, dengan sembarangan.

(4). Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.

(5). Hormatilah ayahmu dan ibumu.

(6). Jangan membunuh.

(7). Jangan berzinah.

(8). Jangan mencuri.

(9). Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.

(10). Jangan mengingini milik sesamamu (Janganlah mengingini istri, atau hamba laki-lakinya, atau hamba perempuannya, atau lembunya, atau keledainya, atau hartanya, atau apapun yang dipunyai sesamamu)

Samiri dan berhalanya

Sebelum Musa pergi ke bukit itu, beliau berjanji kepada kaumnya tidak akan meninggalkan mereka lebih 30 hari. Tetapi Nabi Musa tertunda 10 hari, karena terpaksa mencukupkan 40 hari puasa. Bani Israel kecewa dengan kelewatan Musa kembali kepada mereka. Ketiadaan Musa membuatkan mereka seolah-olah dalam kegelapan dan ada antara mereka berfikir keterlaluan dengan menyangka beliau tidak akan kembali lagi. Dalam keadaan tidak menentu itu, seorang ahli sihir dari kalangan mereka bernama Samiri mengambil kesempatan menyebarkan perbuatan syirik. Dia juga mengatakan Musa tersesat dalam mencari tuhan dan tidak akan kembali. Ketika itu juga, Samiri membuat sapi betina dari emas. Dia memasukkan segumpal tanah, bekas dilalui tapak kaki kuda Jibril ketika mengetuai Musa dan pengikutnya menyeberangi Laut Merah. Patung itu dijadikan Samiri bersuara.(Menurut cerita, ketika Musa dengan kudanya mau menyeberangi Laut Merah bersama kaumnya, Jibril ada di depan terlebih dulu dengan menaiki kuda betina, kemudian diikuti kuda jantan yang dinaiki Musa dan pengikutnya. Kemudian Samiri menyeru kepada orang ramai: “Wahai kawan-kawanku, rupanya Musa sudah tidak ada lagi dan tidak ada gunanya kita menyembah Tuhan Musa itu. Sekarang, mari kita sembah anak sapi yang diperbuatkan daripada emas ini. Ia dapat bersuara dan inilah tuhan kita yang patut disembah.”

Selepas itu, Musa kembali dan melihat kaumnya menyembah patung anak sapi. Ia marah dengan tindakan Samiri.

Firman Allah: “Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: wahai kaumku, bukankah Tuhanmu menjanjikan kepada kamu suatu janji yang baik? Apakah sudah lama masa berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki supaya kemurkaan Tuhanmu menimpamu, kerana itu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku.”

Musa bertanya Samiri, seperti diceritakan dalam al-Quran: “Berkata Musa; apakah yang mendorongmu berbuat demikian Samiri? Samiri menjawab: Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam tanah (bekas tapak Jibril) lalu aku masukkan dalam patung anak sapi itu. Demikianlah aku menuruti dorongan nafsuku.”

Kemudian Musa berkata: “Pergilah kamu dan pengikutmu daripadaku, patung anak sapi itu akan aku bakar dan lemparkannya ke laut, sesungguhnya engkau akan mendapat siksa.”

Keinginan Bani Israel melihat Tuhan

Umat Nabi Musa bersifat keras kepala, hati mereka tertutup oleh kekufuran, malah gemar melakukan perkara terlarang, sehingga sanggup menyatakan keinginan melihat Allah, baru mau beriman. Firman Allah: “Dan ingatlah ketika kamu berkata: Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedangkan kamu menyaksikannya. Selepas itu Kami bangkitkan kamu selepas mati, supaya kamu bersyukur.”

Sifat asli Bani Israil

Allah memberikan banyak nikmat kepada Bani Israel, antaranya dibebaskan daripada kezaliman Firaun, menjalani kehidupan di kawasan subur, mempunyai Taurat dan rasul di kalangan mereka, tetapi mereka tidak bersyukur, malah memberikan banyak alasan. Mereka juga membelakangi wahyu Allah kepada Musa supaya berpindah ke Palestina. Alasan diberikan karena mereka takut menghadapi suku Kan’an. Telatah Bani Israel yang pengecut itu menyedihkan hati Musa, lalu beliau berdoa: “Ya Tuhanku, aku tidak menguasai selain diriku dan diri saudaraku Harun, maka pisahkanlah kami dari orang fasik yang mengingkari nikmat dan kurnia-Mu.”

Hukuman Bani Israel yang menolak perintah itu ialah Allah mengharamkan mereka memasuki Palestina selama 40 tahun dan selama itu mereka berkeliaran di atas muka bumi tanpa tempat tetap. Mereka hidup dalam kebingungan sehingga semuanya musnah. Palestina kemudian dihuni oleh generasi baru.

Bani Israel juga menghina rasul mereka, yang dapat dilihat melalui kisah sapi seperti dalam surah al-Baqarah: “Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya, sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih sapi betina. Mereka berkata; apakah kamu hendak menjadikan kami bahan ejekan...”

Pertemuan Musa dengan orang saleh

Ditengah-tengah khutbahnya Musa dihadapan Bani Isroil, ada salah seorang yang bertanya kepada Musa, dengan pertanyaannya, apakah ada manusia yang paling pandai saat ini. Musa hanya menjawab dialah orang yang pandai dimuka bumi ini. Dengan pernyataan Musa inilah Allah Maha Mendengar siapa yang berkata baik dengan diucapkan maupun tidak. Allah langsung menegur Musa dengan firmanNya," Wahai Musa, Aku mempunyai hamba yang lebih pandai dari kamu" Setelah Musa mendapat teguran Allah, dia sangat terkejut dan dengan tunduk berkata," Dimanakah kami dapat bertemu hambaMu yang lebih pandai dari aku". Kemudian Allah menjawab," Hamba-Ku bisa ditemui disuatu tempat yang disebut Majma Al Bahrain". Dari sinilah awal pencarian Musa untuk bertemu hamba Allah yang lebih pandai darinya yang kita kenal dengan Nabi Khidir.

Musa meninggal dunia ketika berusia 120 tahun, tetapi ada pendapat menyatakan usianya 150 tahun di Bukit Nabu’, tempat diperintahkan Allah untuk melihat tempat suci yang dijanjikan, yaitu Palestina, tetapi beliau tidak sempat memasukinya.

Kisah sepupu Musa

Dalam Al Qur'an surat Al-Qasas: 76-82, disebutkan bahwa ada salah seorang pengikut yang masih sanak famili Musa yang sangat kaya, bernama Qarun. Meskipun sangat kaya, namun ia tidak mau menyedekahkan hartanya bagi fakir miskin. Nasihat-nasihat Musa tidak dipedulikannya, bahkan ia serng mengejek dan memfitnah Musa.

Guna memberi pelajaran pada Qarun dan memberi contoh pada kaumnya, Musa memanjatkan doa agar Allah menurunkan azabnya pada diri hartawan itu. Allah lalu memberi azab dengan menguburkan semua harta kekayaan beserta diri Qarun melalui bencana tanah longsor yang dahsyat. Selain didalam surah Al-Qasas, nama Qarun disebutkan didalam surah Al-'Ankabut dan surah Al-Mu’min.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Musa

Mukjizat Musa


Musa di gambarkan dalam Al-Qur'an sebagai seorang yang kelu lidahnya (cedal), karena pernah memakan bara api kedalam mulutnya.Musa mendapat julukan Kalimullah, Bahkan tidak jarang dia berdialog dengan Allah, dialog antara seorang hamba yang sangat dekat dengan Sang Kekasih Yang Maha Pengasih. Namun, melihat julukan yang diberikan oleh Allah pada diri Musa, tampaknya Musa memang satu-satunya nabi yang memperoleh julukan itu.

Musa memiliki sembilan mukjizat, yaitu: tongkat, tangan, belalang, kutu, katak, darah, topan, laut, dan peristiwa di Bukit Thur. Berikut ini adalah mukjizat yang terjadi pada masa kenabian Musa:

  • Musa mempertunjukkan tongkatnya yang bisa berubah menjadi ular dan memakan ular-ular kecil hasil buatan para penyihir Firaun.
  • Telapak tangannya bisa mengeluarkan cahaya berwarna putih yang menyilaukan, setiap Musa memasukkan tangannya kedalam jubahnya.
  • Memotong-motong seekor burung merpati dan menghidupkannya kembali.
    Bagian-bagian badan dari burung tersebut dibuang ketempat yang berbeda-beda. Kemudian Allah memerintahkan Musa untuk memanggil burung merpati itu dan burung itu pun lalu bisa hidup kembali, terbang kehadapan Musa dalam keadaan utuh.
  • Hama belalang dengan jumlah yang teramat sangat banyak.
  • Kutu ada disetiap saku baju, kasur, dimakanan, dipakaian, disetiap penjuru.
  • Katak diseluruh negeri Mesir dengan jumlah banyak.
  • Banjir darah yang membanjiri negeri Mesir dan menggenangi sungai dan air yang ada rumah.
  • Angin topan yang dahsyat yang merusak segala tanaman dan buah-buahan orang-orang Mesir.
  • Penyembelihan sapi yang terkenal dengan sebutan sapi Bani Isra’il dan membangkitkan orang mati.
    Dalam surah Al-Baqarah ayat 73, menurut jumhur mufassirin ayat ini ada hubungannya dengan peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seorang dari Bani Israil. Masing-masing mereka tuduh-menuduh tentang siapa yang melakukan pembunuhan itu. Setelah mereka membawa persoalan itu kepada Musa, Allah menyuruh mereka menyembelih seekor sapi betina agar orang yang terbunuh itu dapat hidup kembali dan menerangkan siapa yang membunuhnya setelah dipukul dengan lidah sapi itu.
  • Membelah Laut Merah menjadi 12 bagian, sehingga nampaklah jalan untuk dilewati para pengikutnya sekitar 600.000 orang, dengan jarak 7 km dan waktu yang ditempuh untuk menyeberangi Laut Merah sekitar 4 jam.
  • Melindungi Bani Israel dengan awan, sehingga mereka tidak kepanasan selama 40 tahun di Padang Tih.
  • Menurunkan makanan yang bernama Manna dan Salwa.
  • Memukulkan tongkatnya ke batu besar, lalu memancarlah 12 mata air sehingga masing masing suku yang berjumlah 12 suku bisa medapatkan satu sumber mata air.
  • Memukul batu yang membawa lari/ terbang baju Musa ketika Musa mandi, sehingga batu tersebut ada bekas pukulan sebanyak enam atau tujuh pukulan tongkat kayu Musa.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat_Musa

Kisah Musa dalam Al Qur'an

  • Menghina Musa

Musa pernah dihina oleh Bani Israel bahwa Musa memiliki penyakit kulit dan memiliki testis yang besar, Musa tidak pernah mandi bersama dengan mereka karena Musa digambarkan sebagai orang yang pemalu.[4] Terbukti setelah adanya kisah batu yang membawa baju Musa yang sedang mandi, mereka baru mempercayai Musa sebagai orang yang sehat.[5] Kisah ini tercantum dalam salah satu surah Al-Ahzab 33:69 yang berbunyi,

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. (Al-Ahzab 33:69)
  • Pengharamkan tanah Palestina bagi Bani Israil selama 40 tahun

Tatkala Allah mewahyukan perintah-Nya kepada Musa untuk memimpin kaumnya pergi ke Palestina, tempat suci yang telah dijanjikan oleh Allah kepada Ibrahim untuk menjadi tempat tinggal anak cucunya, mereka membangkang dan enggan melaksanankan perintah itu. Alasan penolakan mereka ialah karena mereka harus menghadapi suku Kana’an yang menurut anggapan mereka adalah orang-orang yang kuat dan perkasa yang tidak dapat dikalahkan dan diusir dengan adu kekuatan. Mereka tidak mempercayai janji Allah melalui Musa, bahwa dengan pertolongan-Nya mereka akan dapat mengusir suku Kan’aan dari kota Ariha untuk dijadikan tempat pemukiman mereka selama-lamanya.

Di antara Bani Israil itu, ada 2 orang bertakwa yang menasihati mereka agar masuk dari pintu kota supaya mereka bisa menang. Akan tetapi Bani Israil menolak nasihat itu dan melontarkan kepada Musa kalimat yang menunjukkan pembangkangan dan sifat pengecut, "Pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah, sementara kami menunggu di sini."

Melihat sikap umatnya yang pengecut, maka naik pitamlah Musa kepada umatnya yang tidak mau berjuang dan memeras keringat untuk mendapat tempat pemukiman tetapi ingin memperolehnya secara hadiah atau melalui mukjizat sebagaimana mereka telah mengalaminya dan banyak peristiwa. Dan yang menyedihkan hati Musa ialah kata-kata mengejek mereka, yang menandakan bahwa dada mereka masih belum bersih dari benih kufur dan syirik kepada Allah. Sehingga Bani Isra’il pun mendapatkan hukuman karena telah menolak perintah Allah memasuki Palestina, Allah mengharamkan negeri itu atas mereka selama empat puluh tahun dan selama itu mereka akan mengembara berkeliaran di atas bumi Allah tanpa mempunyai tempat mukim yang tetap. Mereka hidup dalam kebingungan sampai musnahlah mereka semuanya dan datang menyusul generasi baru yang akan mewarisi negeri yang suci itu sebagaimana yang telah disanggupkan oleh Allah kepada Ibrahim.[6] Kisah diatas tercantum dalam Al Qur'an surah Al-Ma'idah: 20 - 26.

  • Merubah perintah Allah

Ketika mereka akan memasuki desa di Baitul Maqdis yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan memohon ampunan, tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas pantatnya dan mengatakan hinthah, yakni "Sebiji gandum atau biji dalam sehelai rambut.".

Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik." Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik. (Al-Baqarah 2:58-59)
  • Enggan melaksanakan Taurat

Bani Israel enggan melaksanakan hukum yang terdapat dalam Taurat sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh.

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati." Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat). (Al-Baqarah 2:93)
  • Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya." (Al-Baqarah 2:55)
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata." Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma'afkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata. (An-Nissa 4:153)
  • Menuduh Musa mengolok-olok mereka

Saat mereka disuruh menyembelih sapi betina, untuk menunjukkan siapa yang telah membunuh salah seorang dari mereka.

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil. (Al-Baqarah 2:67)
  • Mengarang al-kitab dengan tangan mereka

Mereka pernah mengarang al-kitab lalu mereka mengatakan ini dari Allah.

Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah 2:79)
  • Mengaku bahwa wahyu yang dibaca adalah asli
Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (Al-'Imran 3:78)
  • Merubah Firman Allah
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (Al-Baqarah 2:75)
  • Menyembah patung sapi

Penyembahan ini terjadi pada saat mereka ditinggal Musa menerima wahyu berupa Taurat, salah seorang pengikut Musa yang masih dipengaruhi nuansa mistis Mesir kuno mencoba untuk membuat sebuah patung sapi betina, kemudian diperintahkan olehnya untuk menyembah patung tersebut.

Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah 2: 51)
Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah 2: 92)
  • Mengatakan Tangan Allah terbelenggu (kikir)
Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. (Al Maa'idah 5:64)
  • Menuduh Allah itu faqir
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang membakar." (Al-'Imran 3:181)
  • Menyuruh Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka
Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja." (Al-Maa'idah 5:24)

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Israel

Khidir


Al-Khiḍr (kanan) dan Dzu al-Qarnayn (yang selalu dihubungkan dengan Alexander the Great), takjub dengan penglihatannya terhadap seekor ikan air asin yang kembali hidup ketika ditaruh ke dalam Air Kehidupan.

Al-Khiḍr (Arab:الخضر, Khaḍr, Khaḍer, al-Khaḍir) adalah seorang nabi misterius yang dituturkan oleh Allah dalam Al-Qur'an dalam Surah Al-Kahfi ayat 65-82. Selain kisah tentang nabi Khidir yang mengajarkan tentang ilmu dan kebijaksanaan kepada Nabi Musa asal usul dan kisah lainnya tentang Nabi Khidir tidak banyak disebutkan.

Dalam bukunya yang berjudul “Mystical Dimensions of Islam”, oleh penulis Annemarie Schimmel, Khidr dianggap sebagai salah satu nabi dari empat nabi dalam kisah Islam dikenal sebagai ‘Sosok yang tetap Hidup’ atau ‘Abadi’. Tiga lainnya adalah Idris (Enoch), Ilyas (Elias), dand Isa (Jesus).[1] Khidr abadi karena ia dianggap telah meminum air kehidupan. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Khidr adalah masih sama dengan seseorang yang bernama Elia.[2] Ia juga diidentifikasikan sebagai St. George.[3] Diantara pendapat awal para cendikiawan Barat, Rodwell menyatakan bahwa “Karakter Khidr dibentuk dari Jethro.”[4]

Dalam kisah literatur Islam, satu orang bisa bermacam-macam sebutan nama dan julukan yang telah disandang oleh Khidr. Beberapa orang mengatakan Khidr adalah gelarnya; yang lainnya menganggapnya sebagai nama julukan.[5] Khidr telah disamakan dengan St. George, dikenal sebagai “Elijah versi Muslim” dan juga dihubungkan dengan Pengembara abadi.[6] Para cendikiawan telah menganggapnya dan mengkarakterkan sosoknya sebagai orang suci, nabi, pembimbing nabi yang misterius dan lain lain.

Al-Khiḍr secara harfiah berarti 'Seseorang yang Hijau' melambangkan kesegaran jiwa, warna hijau melambangkan kesegaran akan pengetahuan “berlarut langsung dari sumber kehidupan.” Dalam situs Encyclopædia Britannica, dikatakan bahwa Khidr memiliki telah diberikan sebuah nama, yang paling terkenal adalah Balyā bin Malkān.[7]

Menurut Syaikh Imam M. Ma’rifatullah al-Arsy, Segitiga Bermuda merupakan tempat titik terujung di dunia ini. Ditengah kawasan itu terdapat sebuah telaga yang airnya dapat membuat siapa saja yg meminumnya menjadi panjang umur, ditempat itu pula Khidr bertahta sebagai penjaga sumber air kehidupan tersebut.[8]

Teguran Allah kepada Musa

Kisah Musa dan Khiḍr dituturkan oleh Al-Qur'an dalam Surah Al-Kahf ayat 65-82. Menurut Ibnu Abbas, Ubay bin Ka'ab menceritakan bahawa beliau mendengar nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya pada suatu hari, Musa berdiri di khalayak Bani Israil lalu beliau ditanya, “Siapakah orang yang paling berilmu?” Jawab Nabi Musa, “Aku” Lalu Allah menegur Nabi Musa dengan firman-Nya, “Sesungguhnya di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu.”

Lantas Musa pun bertanya, “Wahai Tuhanku, dimanakah aku dapat menemuinya?” Allah pun berfirman, “Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan di dalam sangkar dan sekiranya ikan tersebut hilang, di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu.” Sesungguhnya teguran Allah itu mencetuskan keinginan yang kuat dalam diri Nabi Musa untuk menemui hamba yang shalih itu. Di samping itu, Nabi Musa juga ingin sekali mempelajari ilmu dari Hamba Allah tersebut.

Musa kemudiannya menunaikan perintah Allah itu dengan membawa ikan di dalam wadah dan berangkat bersama-sama pembantunya yang juga merupakan murid dan pembantunya, Yusya bin Nun.

Mereka berdua akhirnya sampai di sebuah batu dan memutuskan untuk beristirahat sejenak karena telah menempuh perjalanan cukup jauh. Ikan yang mereka bawa di dalam wadah itu tiba-tiba meronta-ronta dan selanjutnya terjatuh ke dalam air. Allah SWT membuatkan aliran air untuk memudahkan ikan sampai ke laut. Yusya` tertegun memperhatikan kebesaran Allah menghidupkan semula ikan yang telah mati itu.

Selepas menyaksikan peristiwa yang sungguh menakjubkan dan luar biasa itu, Yusya' tertidur dan ketika terjaga, beliau lupa untuk menceritakannya kepada Musa Mereka kemudiannya meneruskan lagi perjalanan siang dan malamnya dan pada keesokan paginya,

Nabi Musa berkata kepada Yusya` “Bawalah ke mari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.” (Surah Al-Kahfi : 62)

Ibn `Abbas berkata, “Nabi Musa sebenarnya tidak merasa letih sehingga baginda melewati tempat yang diperintahkan oleh Allah supaya menemui hamba-Nya yang lebih berilmu itu.” Yusya’ berkata kepada Nabi Musa,

“Tahukah guru bahwa ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak lain yang membuat aku lupa untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu kembali masuk kedalam laut itu dengan cara yang amat aneh.” (Surah Al-Kahfi : 63)

Musa segera teringat sesuatu, bahwa mereka sebenarnya sudah menemukan tempat pertemuan dengan hamba Allah yang sedang dicarinya tersebut. Kini, kedua-dua mereka berbalik arah untuk kembali ke tempat tersebut yaitu di batu yang menjadi tempat persinggahan mereka sebelumnya, tempat bertemunya dua buah lautan.

Musa berkata, “Itulah tempat yang kita cari.” Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (Surah Al-Kahfi : 64)

Terdapat banyak pendapat tentang tempat pertemuan Musa dengan Khidir. Ada yang mengatakan bahawa tempat tersebut adalah pertemuan Laut Romawi dengan Parsia yaitu tempat bertemunya Laut Merah dengan Samudra Hindia. Pendapat yang lain mengatakan bahwa lautan tersebut terletak di tempat pertemuan antara Laut Roma dengan Lautan Atlantik. Di samping itu, ada juga yang mengatakan bahwa lautan tersebut terletak di sebuah tempat yang bernama Ras Muhammad yaitu antara Teluk Suez dengan Teluk Aqabah di Laut Merah.


Persyaratan belajar

Setibanya mereka di tempat yang dituju, mereka melihat seorang hamba Allah yang berjubah putih bersih. Nabi Musa pun mengucapkan salam kepadanya. Khidir menjawab salamnya dan bertanya, “Dari mana datangnya kesejahteraan di bumi yang tidak mempunyai kesejahteraan? Siapakah kamu” Jawab Musa, “Aku adalah Musa.” Khidir bertanya lagi, “Musa dari Bani Isra’il?” Nabi Musa menjawab, “Ya. Aku datang menemui tuan supaya tuan dapat mengajarkan sebagian ilmu dan kebijaksanaan yang telah diajarkan kepada tuan.”

Khidir menegaskan, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersama-samaku.” (Surah Al-Kahfi : 67) “Wahai Musa, sesungguhnya ilmu yang kumiliki ini ialah sebahagian daripada ilmu karunia dari Allah yang diajarkan kepadaku tetapi tidak diajarkan kepadamu wahai Musa. Kamu juga memiliki ilmu yang diajarkan kepadamu yang tidak kuketahuinya.”

Nabi Musa berkata, “Insya Allah tuan akan mendapati diriku sebagai seorang yang sabar dan aku tidak akan menentang tuan dalam sesuatu urusan pun.” (Surah Al-Kahfi : 69)
Dia (Khidir) selanjutnya mengingatkan, “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun sehingga aku sendiri menerangkannya kepadamu.” (Surah Al-Kahfi : 70)

Perjalanan Khidr dan Musa

Demikianlah seterusnya Musa mengikuti Khidir dan terjadilah beberapa peristiwa yang menguji diri Musa yang telah berjanji bahawa baginda tidak akan bertanya sebab sesuatu tindakan diambil oleh Nabi Khidir. Setiap tindakan Nabi Khidir a.s. itu dianggap aneh dan membuat Nabi Musa terperanjat.

Kejadian yang pertama adalah saat Nabi Khidir menghancurkan perahu yang ditumpangi mereka bersama. Nabi Musa tidak kuasa untuk menahan hatinya untuk bertanya kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir memperingatkan janji Nabi Musa, dan akhirnya Nabi Musa meminta maaf karena kalancangannya mengingkari janjinya untuk tidak bertanya terhadap setiap tindakan Nabi Khidir.

Selanjutnya setelah mereka sampai di suatu daratan, Nabi Khidir membunuh seorang anak yang sedang bermain dengan kawan-kawannnya. Peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Nabi Khidir tersebut membuat Nabi Musa tak kuasa untuk menanyakan hal tersebut kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir kembali mengingatkan janji Nabi Musa, dan beliau diberi kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya terhadap segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Khidir, jika masih bertanya lagi maka Nabi Musa harus rela untuk tidak mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir.

Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatu wilayah perumahan. Mereka kelelahan dan hendak meminta bantuan kepada penduduk sekitar. Namun sikap penduduk sekitar tidak bersahabat dan tidak mau menerima kehadiran mereka, hal ini membuat Nabi Musa merasa kesal terhadap penduduk itu. Setelah dikecewakan oleh penduduk, Nabi Khidir malah menyuruh Nabi Musa untuk bersama-samanya memperbaiki tembok suatu rumah yang rusak di daerah tersebut. Nabi Musa tidak kuasa kembali untuk bertanya terhadap sikap Nabi Khidir ini yang membantu memperbaiki tembok rumah setelah penduduk menzalimi mereka. Akhirnya Nabi Khidir menegaskan pada Nabi Musa bahwa beliau tidak dapat menerima Nabi Musa untuk menjadi muridnya dan Nabi Musa tidak diperkenankan untuk terus melanjutkan perjalannya bersama dengan Nabi Khidir.

Selanjutnya Nabi Khidir menjelaskan mengapa beliau melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa bertanya. Kejadian pertama adalah Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka merampas perahu miliki rakyatnya.

Kejadian yang kedua, Nabi Khidir menjelaskan bahwa beliau membunuh seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya.

Kejadian yang ketiga (terakhir), Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dinding diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Didalam rumah tersebut tersimpan harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik ini telah meninggal dunia dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa harta yang tersimpan tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar masih menyembah berhala, sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat mengelola peninggalan harta ayahnya. Dipercaya tempat tersebut berada di negeri Antakya, Turki.

Akhirnya Nabi Musa as. sadar hikmah dari setiap perbuatan yang telah dikerjakan Nabi Khidir. Akhirya mengerti pula Nabi Musa dan merasa amat bersyukur karena telah dipertemukan oleh Allah dengan seorang hamba Allah yang shalih yang dapat mengajarkan kepadanya ilmu yang tidak dapat dituntut atau dipelajari yaitu ilmu ladunni. Ilmu ini diberikan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Nabi Khidir yang bertindak sebagai seorang guru banyak memberikan nasihat dan menyampaikan ilmu seperti yang diminta oleh Nabi Musa dan Nabi Musa menerima nasihat tersebut dengan penuh rasa gembira.

Saat mereka didalam perahu yang ditumpangi, datanglah seekor burung lalu hinggap di ujung perahu itu. Burung itu meneguk air dengan paruhnya, lalu Nabi Khidir berkata, “Ilmuku dan ilmumu tidak berbanding dengan ilmu Allah, Ilmu Allah tidak akan pernah berkurang seperti air laut ini karena diteguk sedikit airnya oleh burung ini.”

Sebelum berpisah, Khidir berpesan kepada Musa: “Jadilah kamu seorang yang tersenyum dan bukannya orang yang tertawa. Teruskanlah berdakwah dan janganlah berjalan tanpa tujuan. Janganlah pula apabila kamu melakukan kekhilafan, berputus asa dengan kekhilafan yang telah dilakukan itu. Menangislah disebabkan kekhilafan yang kamu lakukan, wahai Ibnu `Imran.”

Hikmah kisah Khidir

Dari kisah Khidir ini kita dapat mengambil pelajaran penting. Diantaranya adalah Ilmu merupakan karunia Allah SWT, tidak ada seorang manusia pun yang boleh mengklaim bahwa dirinya lebih berilmu dibanding yang lainnya. Hal ini dikarenakan ada ilmu yang merupakan anugrah dari Allah SWT yang diberikan kepada seseorang tanpa harus mempelajarinya (Ilmu Ladunni, yaitu ilmu yang dikhususkan bagi hamba-hamba Allah yang shalih dan terpilih)

Hikmah yang kedua adalah kita perlu bersabar dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan kebijaksanaan dari setiap peristiwa yang dialami. Hikmah ketiga adalah setiap murid harus memelihara adab dengan gurunya. Setiap murid harus bersedia mendengar penjelasan seorang guru dari awal hingga akhir sebelum nantinya dapat bertindak diluar perintah dari guru. Kisah Nabi Khidir ini juga menunjukan bahwa Islam memberikan kedudukan yang sangat istimewa kepada guru.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Khidir

Qarun

Qarun adalah sepupu Musa, anak dari Yashar adik kandung Imran ayah Musa. Baik Musa maupun Qarun masih keturunan Yaqub, karena keduanya merupakan cucu dari Quhas putra Lewi, Lewi bersaudara dengan Yusuf anak dari Yaqub, hanya berbeda ibu. Silsilah lengkapnya adalah Qarun bin Yashar bin Qahit/ Quhas bin Lewi bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim.

Awal kehidupan Qarun sangatlah miskin dan memiliki banyak anak. Sehingga pada suatu kesempatan ia meminta Musa untuk mendoakannya kepada Allah, yang ia pinta adalah kekayaan harta benda dan permintaan tersebut dikabulkan oleh Tuhan.

Dikisahkan pula dalam Al-Qur'an dia juga sering mengambil harta dari Bani Israel yang lain dan dia memiliki ribuan gudang harta melimpah ruah, penuh berisikan emas dan perak. Begitu kayanya Qarun, sehingga kunci-kunci harta bendanya harus dipikul oleh beberapa orang yang kekar, terlalu berat untuk dibawa oleh satu orang. Para tetangga dan orang sekelilingnya ingin sekali memiliki apa yang dimiliki Qarun. Menurut kisah Islam, Qarun ingkar atas nikmat Allah yang diberikan kepadanya, yang pada akhirnya ia diberi azab oleh Allah, tertimbun beserta harta bendanya kedalam tanah dalam waktu semalam. Tempat Qarun ditenggelamkan bersama dengan harta dan pengikutnya telah menjadi danau yang dikenal sebagai Danau Qarun atau dalam bahasa Arab Bahirah Qarun. Yang tersisa hanya puing-puing istana Qarun yang teletak di daerah Al Fayyum, Mesir.

Kisah Qarun inilah yang menjadikan inspirasi legenda harta-harta yang terpendam bawah tanah atau harta karun.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Qarun

Firaun



Firaun sering digambarkan menggunakan semacam kerudung Nemes dan sebuah kilt (rok pendek) dengan banyak hiasan.

Firaun adalah gelar dimana dalam diskusi dunia modern digunakan untuk seluruh penguasa Mesir kuno dari semua periode.[1] Dahulu, gelar ini mulai digunakan untuk penguasa yang merupakan pemimpin keagamaan dan politik kesatuan Mesir kuno, hanya selama Kerajaan Baru, secara spesifik, selama pertengahan dinasti kedelapanbelas. Untuk simplifikasi, terdapat kesepakatan umum diantara penulis modern untuk menggunakan istilah ini untuk merujuk penguasa Mesir semua periode.

Firaun diyakini berasal dari kata Pharao. Sedangkan kata firaun dalam bahasa Indonesia adalah bentuk dalam bahasa Arab dari kata ini. Akhirnya kata ini berasal dari bahasa Mesir Pr-Aa yang artinya adalah "Rumah Besar". Pertama-pertama ini adalah istilah untuk istana kerajaan, tetapi lama-lama artinya adalah penghuni istana ini, yaitu sang raja.

Gelar firaun

Asal mula gelar firaun terjadi pada masa awal-awal perkembangan masyarakat lembah Sungai Nil yang sangat subur yang bercorak pertanian. Untuk pengairan, masyarakat mesir kuno pada awalnya mengandalkan musim banjir dan kemudian dilengkapi dengan irigasi teknis pada masa-masa berikutnya. Karena tanah dan batas-batas tanah sangat penting dalam struktur masyarakat mesir kuno saat itu, maka diangkatlah tokoh masyarakat yagn dihormati untuk mengatur batas-batas tanah dan segala hal yang menyangkut tata kehidupan masyarakat. Tetua masyarakat itu diberi gelar 'pharao (firaun) yang karena berkembangnya sistem kemasyarakatan dan negara, Pharao ini diangkat menjadi raja dimana pada masa itu sebagai pimpinan negara dan pimpinan keagamaan.

Pada awal perkembangannya, masyarakat Mesir kuno terbagi atas Mesir hulu dan Mesir hilir yang memiliki firaun dan lambang mahkota sendiri sendiri. Raja Menes dari Thebes akhirnya menyatukan kedua daerah menjadi satu kesatuan kekuasaan. Mahkota yang digunakan adalah mahkota rangkap.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Fir%27aun

Daftar raja Mesir kuno

Berikut adalah daftar raja dan firaun Mesir kuno, dari periode awal sebelum 3000 SM sampai akhir dinasti Ptolemeus ketika Mesir menjadi salah satu provinsi Roma di bawah pemerintahan Augustus Caesar pada 30 SM. Tanggal-tanggal yang dicantumkan adalah perkiraan.

Dinasti awal: Mesir hilir

Nama Keterangan Tahun
Tiu ?
Thesh ?
Hsekiu ?
Wazner c. 3100 SM?

Dinasti awal: Mesir hulu

Nama Keterangan Tahun
Serket I c. 3200 SM?
Iry-Hor c. 3150 SM?
Ka c. 3100 SM
King Scorpion c. 3100 SM
Narmer c. 3100 SM

Dinasti pertama

Nama Keterangan Tahun
Menes ?
Hor-Aha c. 3050 SM
Djer 41 tahun
Merneith
Djet 23 tahun
Den 14 sampai 20 tahun
Anedjib 10 tahun
Semerkhet 9 tahun
Qa'a 2916?–2890

Dinasti kedua

Nama Keterangan Tahun
Hotepsekhemwy 2890–?
Raneb 39 tahun
Nynetjer 40 tahun
Wneg 8 tahun
Senedj 20 tahun
Seth-Peribsen 17 tahun
Sekhemib-Perenmaat ?
Khasekhemwy ?–2686 SM 17 sampai 18 tahun

Dinasti ketiga

Nama Keterangan Tahun
Sanakhte 2686-2668
Djoser 2668–2649
Sekhemkhet 2649–2643
Khaba 2643–2637
Huni 2637–2613

Dinasi keempat

Nomen (Praenomen) Keterangan Tahun
Sneferu 2613–2589
Khufu 2589–2566
Djedefra (Radjedef) 2566–2558
Khafra 2558–2532
Menkaura 2532–2503
Shepseskaf 2503–2498

Dinasti kelima

Nama Keterangan Tahun
Userkaf 2498–2491
Sahure 2487–2477
Neferirkare Kakai 2477–2467
Shepseskare Isi 2467–2460
Neferefre 2460–2453
Nyuserre Ini 2453–2422
Menkauhor Kaiu 2422–2414
Djedkare Isesi 2414–2375
Unas 2375–2345

Dinasti keenam

Nama Keterangan Tahun
Teti 2345–2333
Userkare 2333–2332
Pepi I Meryre 2332–2283
Merenre Nemtyemsaf I 2283–2278
Pepi II Neferkare 2278–2184
Merenre Nemtyemsaf II 2184
Nitiqret 2184–2181

Dinasti keduabelas

Nama Keterangan Tahun
Amenemhat I 1991–1962
Senusret I (Sesostris I) 1971–1926
Amenemhat II 1929–1895
Senusret II (Sesostris II) 1897–1878
Senusret III (Sesostris III) 1878–1860
Amenemhat III 1860–1815
Amenemhat IV 1815–1807
Sobekneferu firaun wanita 1807–1803

Dinasti ketigabelas

Nama Keterangan Tahun
Sekhemre Khutawy Sobekhotep or Wegaf 1803–1799 4 tahun
Sekhemkare
Amenemhat 1795–1792
Sehetepre ? –1790
Iufni ?
Seankhibre ?
Semenkare ?
Sehetepre ?
Sewadjkare ?
Nedjemibre 7 bulan ?
Sobekhotep I ?
Renseneb 4 bulan c. 1775
Hor c. 1775
Sedjefakare
c. 5 sampai 7 tahun.
Sekhemre Khutawy Sobekhotep
c. 1767
Khendjer Minimum 4 tahun 3 bulan c. 1765
Imyremeshaw ?
Antef V ?
Sobekhotep III 4 tahun 2 bulan c. 1755
Neferhotep I 11 tahun 1751–1740
Sobekhotep IV 10 atau 11 tahun 1740–1730
Sobekhotep V c. 1730
Wahibre Ibiau 10 tahun 8 bulan c. 1725–1714
Merneferre Ai 23 tahun 8 bulan c. 1714–1691
Merhetepre Ini 2 tahun 2 bulan ?
Seankhenre Sewadtjew ?
Mersekhemre Ined ?
Sewadjkare Hori ?

Dinasti keempatbelas

Nama Keterangan Tahun
Nehesy - c. 1705
Khakherewre ? - ?
Nebefawre - c. 1704
Sehebre ? - ?
Merdjefare - c. 1699
Sewadjkare ? - ?
Nebdjefare - c. 1694
Webenre ? - ?
? - ?
—djefare ? - ?
—webenre - c. 1690

Dinasti kelimabelas

Nama Keterangan Tahun
Sheshi 1674- ?
Yakubher - ?
Khyan - 30-40 tahun
Apepi I - 40 tahun atau lebih
Khamudy - ? -1535

Dinasti keenambelas

Nomen (Praenomen) Keterangan Tahun
Djehuty (Sekhemresementawy) 3 tahun
Sobekhotep VIII (Sekhemresewosertawy) 16 tahun
Neferhotep III (Sekhemresankhtawy) 1 tahun
Mentuhotepi (Sankhenra) 1 tahun
Nebiryraw I (Sewadjenra) 26 tahun
Nebiryraw II 3 bulan?
– (Semenra) 1 tahun?
Bebiankh (Sewoserenra) 12 tahun
– (Sekhemreshedwaset) 3 bulan?

Dinasti ketujuhbelas

Nama Keterangan Tahun
Rahotep Sekhemrewahkhaw - 1650- ?
Intef V the Elder - 3 tahun
Antef VI Sekhemrewepmaat - ?
Antef VII Nubkheperre -
Intef VIII Sekhemreherhermaat - -
Sobekemsaf II Sekhemrewadjkhaw - -
Thuty - 1 tahun
Mentuhotep VI - 1 tahun
Nebiryerawet I - 6 tahun
Nebiryerawet II - ?
Semenmedjatre - ?
Seuserenre - 12 tahun
Shedwast - ?
Intef VII - 3 tahun atau lebih
Tao I the Elder (ie: Senakhtenre) - c. 1558
Tao II the Brave - c. 1558-1554
Kamose - 1554-1549

Dinasti kedelapanbelas

Nama Keterangan Tahun
Ahmose I, Ahmosis I - 1550-1525
Amenhotep I - 1525-1504
Thutmose I - 1504-1492
Thutmose II - 1492-1479
Thutmose III - 1479-1425
Hatshepsut firaun wanita 1473-1458
Amenhotep II - 1427-1400
Thutmose IV - 1400-1390
Amenhotep III - 1390-1352
Amenhotep IV/Akhenaten - 1352-1336
Smenkhkare - 1338-1336
Tutankhamun - 1336-1327
Kheperkheprure Ay - 1327-1323
Horemheb mantan jendral dan penasehat Tutankhamun 1323-1295

Dinasti kesembilanbelas

Nama Keterangan Tahun
Ramesses I - 1295-1294
Seti I - 1294-1279
Ramesses II the Great - 1279-1213
Merneptah/Mineptah - 1213-1203
Amenemses - 1203-1200
Seti II - 1200-1194
Merneptah Siptah - 1194-1188
Twosret firaun wanita 1188-1186

Dinasti keduapuluh

Nama Keterangan Tahun
Setnakhte - 1186-1183
Ramesses III - 1183-1152
Ramesses IV - 1152-1146
Ramesses V - 1146-1142
Ramesses VI - 1142-1134
Ramesses VII - 1134-1126
Ramesses VIII - 1126-1124
Ramesses IX - 1124-1106
Ramesses X - 1106-1102
Ramesses XI - 1102-1069

Dinasti keduapuluhsatu

Nama Keterangan Tahun
Nesbanebdjed I - 1069-1043
Amenemnisu - 1043-1039
Psusennes I - 1039-991
Amenemope - 993-984
Osorkon the Elder - *( Osochor ) 984-978
Siamun - 978-959
Psusennes II - 959-945

Dinasti keduapuluhdua

Nama Keterangan Tahun
Shoshenq I - 945-924
Osorkon I - 924-889
Shoshenq II - 890-890/889
Takelot I - 889-874
Harsiese - 875-862
Osorkon II - 874-834
Shoshenq III - 834-795
Shoshenq IV - 795-782
Pami - 782-776
Shoshenq V - 776-740
Osorkon IV - 740-720

Dinasti keduapuluhtiga

Nama Keterangan Tahun
Takelot II - 837-813
Pedubast - 826-801
Iuput I - 812-811
Shoshenq VI - 801-795
Osorkon III - 795-767
Takelot III - 773-765
Rudamun - 765-762
Iuput II - 762-728

Libu

Nama Keterangan Tahun
Inamunnifnebu - 805-795
? - 795-780
Niumateped - 780-755
Titaru - 763-755
Ker - 755-750
Rudamon - 750-745
Ankhor - 745-736
Tefnakht - 736-732

Dinasti keduapuluhempat

Nama Keterangan Tahun
Tefnakhte - 732-725
Bakenrenef (Bocchoris) - 725-720

Dinasti keduapuluhlima

Nama Keterangan Tahun
Piye - 752-721
Shabaka - 721-707
Shebitku - 707-690
Taharqa - 690-664
Tantamani - 664-656

Dinasti keduapuluhenam

Nama Comment Tahun
Necho I - 672664 SM
Psamtik I - 664610 SM
Necho II - 610595 SM
Psamtik II - 595589 SM
Wahibre - 589570 SM
Ahmose II - 570526 SM
Psammetichus III - 526525 SM

Dinasti keduapuluhtujuh

Nama Keterangan Tahun
Cambyses II - 525521 SM
Smerdis Perampas Kuasa - 522521 SM
Darius I yang Agung - 521486 SM
Xerxes Agung - 486465 SM
Artabanus sang Hirkania - 465464 SM
Artaxerxes I Panjang Tangan - 464424 SM
Xerxes II - 424423 SM
Sogdianus - 424423 SM
Darius II
424404 SM

Dinasti keduapuluhdelapan

Nama Keterangan Tahun
Amyrtaeus - 404398 SM

Dinasti keduapuluhsembilan

Nama Keterangan Tahun
Nefaarud I - 398393 SM
Psammuthes - 393 SM
Hakor (Achoris) - 393380 SM
Nefaarud II - 380 SM

Dinasti ketigapuluh

Nama Keterangan Tahun
Nectanebo I - 380362 SM
Teos dari Mesir - 362360 SM
Nectanebo II - 360343 SM

Dinasti ketigapuluhsatu

Nama Keterangan Tahun
Artaxerxes III - 343338 SM
Artaxerxes IV Arses - 338336 SM
Khabbabash - 338335 SM
Darius III Codomannus - 336332 SM

Dinasti Argead

Nama Keterangan Tahun
Alexander Agung Macedonia menguasai Persia dan Egypt 332323 SM
Philip III Arrhidaeus - 323317 SM
Alexander IV dari Masedon - 317309 SM

Dinasti Ptolemeus

Nama Keterangan Tahun
Ptolemeus I Pemabuk turun tahta pada 285 SM; wafat pada 283 SM 305285 SM
Berenisius I istri Ptolemy I ?-285 SM
Ptolemeus II Philadelphos - 288246 SM
Arsinoe I istri Ptolemy II 284/81-ca. 274 SM
Arsinoe II istri Ptolemeus II 277-270 SM
Ptolemeus III Euergetes I - 246222 SM
Berenisius II istri Ptolemy III 244/3-222 SM
Ptolemeus IV Filopator - 222204 SM
Arsinoe III istri Ptolemy IV 220-204 SM
Ptolemeus V Epiphanes - 204180 SM
Cleopatra I istri Ptolemeus V 193-176 SM
Ptolemeus VI Filometor wafat 145 SM 180164 SM
Cleopatra II istri Ptolemy VI 173-164 SM
Ptolemeus VIII Euergetes II - 171163 SM
Ptolemeus VI Dilometor - 163-145 SM
Cleopatra II - 163-127 SM
Ptolemeus VII Neos Philopator - 144-145 SM
Ptolemeus VIII Euergetes II - 145-131 SM
Cleopatra III istri kedua Ptolemeus VIII 142-131 SM
Ptolemeus Memphitis - 131 SM
Ptolemeus VIII Euergetes II - 127-116 SM
Cleopatra III - 127-107 SM
Cleopatra II - 124-116 SM
Ptolemeus IX Soter II wafat 80 SM 116110 SM
Cleopatra IV - 116-115 SM
Ptolemeus X Alexander I wafat 88 SM 110109 SM
Ptolemeus IX Pemabuk II - 109107 SM
Ptolemeus X Alexander I - 10788 SM
Ptolemy IX Pemabuk II - 8881 SM
Berenisius III - 81-80 SM
Ptolemeus XI Alexander II - 80 SM
Ptolemeus XII Neos Dionysos (Auletes) - 8058 SM
Cleopatra V Tryphaena istri Ptolemeus XII, ibu Berenice IV ?-57 SM
Cleopatra VI putri Ptolemeus XII ?-58 SM
Berenice IV putri Ptolemy XII 5855 SM
Ptolemeus XII Neos Dionysos - 5551 SM
Cleopatra VII Cleopatra yang paling terkenal 5130 SM
Ptolemy XIII saudara laki-laki Cleopatra VII 5147 SM
Arsinoe IV - 48-47 SM
Ptolemeus XIV - 4744 SM
Ptolemeus XV Caesarion - 4430 SM


Rujukan

  • Sir Alan Gardiner Egyptian Grammar: Being an Introduction to the Study of Hieroglyphs, Third Edition, Revised. London: Oxford University Press, 1964. Excursus A, pp. 71-76.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_raja_Mesir_kuno

Haman (Al-Qur'an)

Haman adalah sekutu Fir'aun sebagai penasihat raja dan pelaksana proyek pembangunan menara yang digunakan Fir'aun untuk melihat Tuhan yang berada di zaman Musa.[1]. Istilah "Haman" dalam Al-Qur'an pernah diperdebatkan oleh sebagian orientalis[2] sebagai bentuk kesalahan dalam pembacaan Alkitab dari Kitab Ester karena menempatkan Haman 1.100 tahun sebelum zaman Ester. Namun, perdebatan itu menemui titik terang setelah ditemukannya prasasti "Batu Rosetta" tahun 1799 dan tersingkapnya nama "Haman" yang menggambarkan hubungannya dengan Fir'aun[3]. Dalam pengkajian Al-Qur'an, diidentifikasikan bahwa Haman muncul setelah kembalinya Musa dari Madyan dan mati bersama Fir'aun dan tentaranya dalam peristiwa Eksodus.[4].

Haman disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 6 kali.[5] Sumber-sumber dalam Al-Qur'an menyebutkan kisah Haman terjadi setelah kembalinya Musa dari Madyan. Dalam kerajaan Fir'aun, Haman menempati beberapa posisi penting kerajaan sebagai mentri, penasehat raja (terutama bidang keagamaan), dan sebagai pelaksana proyek pembangunan menara. Haman diperintah oleh Fir'aun untuk membuat menara yang akan digunakan Fir'aun untuk melihat "Tuhan Musa". Pembuatan menara itu membutuhkan 50.000 pekerja dan belum termasuk tukang untuk membuat kuil-kuil[6]. Setelah pembangunan menara selesai, Fir'aun menembakkan panah dari puncak menara untuk mengalahkan Tuhan Musa. Fir'aun berbohong kepada Musa bahwa Tuhannya telah mati dengan menunjukkan anak panahnya yang kembali telah berlumuran darah[7][8]. Menara itu kemudian dirobohkan oleh Jibril menjadi tiga bagian yang menewaskan hampir seluruh pekerja.[9] Haman jugalah yang menasihati Fir'aun untuk menolak misi keagamaan Musa. Pada peristiwa pelarian Bani Israel dari Mesir, Haman tenggelam bersama Fir'aun dan tentaranya[10].

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Haman_%28Al-Qur%27an%29

Samiri

As-Samiri (Bahasa Arab السميري) adalah seorang Bani Israil dari suku Assamirah[1] dan menjadi pengikut Nabi Musa yang kemudian menjadi sesat. Dikatakan bahwa nama asli Samiri adalah Musa bin Zafar[2][3] dan ia merupakan salah satu tokoh kafir yang disebut dalam Al-Qur'an.


Ritual pemujaan berhala sapi emas dibuat oleh Nicolas Poussin: citra yang di tampilkan terpengaruh gaya Romawi Greco bacchanal

Samiri berasal dari bahasa Arab dan digunakan secara meluas oleh penduduk Albania. Samiri adalah sebuah variasi dari "Samir" bagi pengguna bahasa Albania, Arab, India dan Iran yang berasal dari bahasa Arab yaitu "Samara".[4] Bentuk feminim dari "Samir" adalah "Samira".[5]

Dalam kisah-kisah Islam, baik dari Al-Qur'an ataupun riwayat-riwayat, Samiri dikisahkan merupakan tokoh yang menyesatkan Bani Israel. Bani Israel diperintahkan oleh Samiri untuk membawa perhiasan emas milik orang-orang Mesir, lalu Samiri menganjurkan agar perhiasan itu dilemparkan ke dalam api yang telah dinyalakannya dalam suatu lubang untuk dijadikan patung berbentuk anak lembu. Kemudian mereka melemparkannya dan diikuti pula oleh Samiri. Akhirnya Samiri berhasil membuat berhala anak sapi betina terbuat dari emas.

Setelah berhala itu jadi, dikatakannya sebagai Tuhan Bani Israel dan Tuhan Musa. Kejadian tersebut sewaktu Musa menerima wahyu Taurat di bukit Sinai. Samiri meletakkan bekas jejak kuda malaikat Jibril yang memimpin Musa dan Bani Israel melewati Laut Merah, sehingga bisa mengeluarkan suara jika tertiup angin.

Ia memiliki ilmu sihir, sebuah ilmu yang ia dipelajari sewaktu berada di Mesir. Belum hilang pula kepercayaannya terhadap kekuatan dewa yang ia yakini, yaitu agama paganisme, Samiri harus mempercayai ke-Esaan Tuhan Musa. Sekte pagan yang memengaruhi Samiri adalah ajaran yang terdapat di Mesir Kuno. Sebuah bukti penting yang mendukung kesimpulan ini adalah bahwa anak sapi emas yang disembah bani Israil saat Musa berada di Gunung Sinai, sebenarnya adalah tiruan dari berhala Mesir, yaitu Hathor dan Aphis.[6]

Seorang penulis yang beragama Kristen Richard Rives dalam bukunya yang berjudul Too Long in the Sun, menulis: "Hathor dan Aphis, dewa-dewa sapi betina dan jantan bangsa Mesir, merupakan perlambang dari penyembahan matahari. Penyembahan mereka hanyalah satu tahapan di dalam sejarah pemujaan matahari oleh bangsa Mesir. Anak sapi emas di Gunung Sinai adalah bukti yang lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa pesta yang dilakukan berhubungan dengan penyembahan matahari…."[7]

Setelah berhala anak sapi itu dihancurkan dengan cara dibakar oleh Musa dan dibuang ke laut,[8] lalu ia di usir dari kelompoknya dan tak pernah ada yang tahu lagi keberadaannya.

Perintah untuk saling membunuh diantara penyembah berhala

Dalam kisah lain Musa menghancurkan berhala tersebut kemudian abunya dibuang ke sungai, kemudian Musa memerintahkan untuk memimum air sungai itu, orang-orang yang menyembahnya memiliki tanda, yaitu berubahnya kulit wajah mereka menjadi warna kuning emas setelah mereka minum air sungai. Kemudian para penyembah berhala diperintahkan untuk saling membunuh, seorang membunuh bapaknya dan saudaranya tanpa peduli, hingga yang terbunuh berjumlah tujuh puluh ribu. Lalu Allah mewahyukan kepada Musa, "Perintahkan mereka agar berhenti. Aku telah mengampuni yang terbunuh dan memaafkan yang hidup."[9]

Perbuatan Samiri membuat patung anak lembu dan menyembahnya itu dianggap sebagai salah suatu cobaan Allah untuk menguji Bani Israel, yang kuat imannya dan yang masih ragu-ragu. Orang-orang yang lemah imannya itulah yang mengikuti Samiri dan menyembah patung anak lembu itu, akan tetapi orang-orang yang kuat imannya tetap dalam jalur keimanannya.


Hukuman bagi Bani Israel

Setelah ada perintah Allah untuk hijrah dari Mesir ke Baitul Maqdis, beberapa Bani Israel ada yang inkar kepada Allah, salah satunya adalah Samiri dan Allah memberikan hukuman kepada mereka dengan mengurung mereka selama empat puluh tahun di Padang Tih. Selama itu mereka tak tahu jalan arah, mereka hanya berputar-putar disana. Selama itu pula Allah tetap memberikan karunia kepada mereka dengan melindungi mereka dengan awan, sehingga mereka tidak kepanasan dan menurunkan makanan yang bernama Manna dan Salwa.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Samiri

Anak lembu emas

Anak lembu emas (עגל הזהב Egel haZahav) adalah berhala yang dibuat oleh bangsa Israel ketika Musa naik ke Gunung Sinai. Menurut kitab Keluaran[1], anak lembu emas ini dibuat oleh Harun untuk menuruti keinginan bangsa Israel, sedangkan Quran[2] menyebutkan pembuatnya bernama Samiri.

Dalam Ibrani, kejadian ini dikenal sebagai "Chet ha'Egel" (חטא העגל) atau "Dosa Anak Lembu".


Penyembahan Anak Lembu Emas karya Nicolas Poussin


Ketika Musa disuruh Allah untuk naik ke Gunung Sinai untuk menerima perintah Tuhan (Keluaran 24:12) ia tinggal di atas gunung selama 40 hari 40 malam. Bangsa Israel takut Musa tidak kembali dan berkata kepada Harun untuk membuatkan bagi mereka allah (Keluaran 32:1). Harun menyuruh mereka mengumpulkan anting-anting emas mereka lalu dari anting-anting yang terkumpul dibentuk dan dibuatlah anak lembu tuangan. Harun juga mendirikan mezbah di depan anak lembu itu. Keesokan harinya dinyatakan Harun sebagai hari raya bagi Tuhan dan seluruh bangsa Israel mempersembahkan korban, makan dan minum, dan bersukaria

Tuhan lalu menyuruh Musa turun dan Ia berencana untuk membinasakan bangsa Israel dan membuat Musa menjadi bangsa baru yang besar. Musa mencoba melunakkan hati Tuhan sehingga Tuhan tidak jadi membinasakan bangsa pilihan-Nya tersebut (Keluaran 32:9-14). Musa lalu turun gunung dengan membawa kedua loh batu yang ditulis oleh Allah sendiri. Ketika ia bertemu dengan Yosua yang menungguinya turun dari gunung, Yosua berkata bahwa ia mendengar bunyi perang di perkemahan Israel, namun Musa menjawab Yosua bahwa yang didengarnya bukan nyanyian kemenangan atau kekalahan, melainkan nyanyian bersahut-sahutan. Ketika turun dari gunung tersebut Musa melihat anak lembu emas dan orang yang menari-nari, maka Musa menjadi marah, kedua loh batu yang dibawanya dilemparkannya dari tangannya dan dipecahkannya di kaki gunung tersebut. Musa lalu membakar anak lembu emas tersebut dengan api, digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan orang Israel disuruh meminumnya. Musa lalu bertanya kepada Harun mengapa ia mendatangkan dosa sebesar itu kepada bangsa Israel, yang dijawab Harun bahwa pada dasarnya bangsa Israel adalah jahat; ia menyuruh mereka menanggalkan emas mereka, dan ketika emas sudah terkumpul dan ia melemparkannya ke dalam api, keluarlah anak lembu itu (Keluaran 32:22-24).



Penyembahan Anak Lembu oleh Filippino Lippi (14571504)

Musa melihat bahwa orang Israel sudah seperti kuda terlepas dari kandang, dan Harunlah yang melepaskan mereka, sampai menjadi ejekan bagi musuh mereka, maka Musa mengundang seluruh orang Israel yang berpihak kepadanya dan seluruh bani Lewi berkumpul kepada Musa. Musa lalu memberikan perintah Tuhan kepada bani Lewi untuk berjalan kian ke mari dengan masing-masing mengikatkan pedang di pingganngnya, dari pintu gerbang perkemahan hingga pintu gerbang satunya lagi, dan masing-masing biarlah membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya. Mereka melakukan seperti yang diperintahkan Musa dan matilah tiga ribu orang dari bangsa Israel (Keluaran 24:12).

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_lembu_emas

Taurat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


PANDANGAN ISLAM

Taurat merupakan salah satu kitab yang Allah turunkan pada nabi Musa.namun,kitab ini tidak terjaga keasliannya karena telah diubah-ubah oleh tangan manusia tak bertanggung jawab.taurat yang sekarang adalah palsu.Kitab yang Allah turunkan terakhir,Al-Qur'an merupakan kitab yang merupakan satu-satunya pedoman hidup manusia.karena,Allah menjamin keaslian Al-Qur'an hingga Akhir zaman melalui hafidz Al- Qur'an.

Menurut tradisi kitab Taurat ditulis oleh nabi Musa, sedang kematiannya yang tercatat pada Kitab Ulangan pasal 34 dituliskan oleh penerusnya, Yosua.[rujukan?] Contoh serupa adalah kitab Yeremia, yang pada akhirnya di kitab tersebut dituliskan "sampai di sinilah perkataan-perkataan Yeremia" (Yeremia 51:64) namun kitab tersebut masih dilanjutkan (kebanyakan berisi sejarah dan kejadian yang terjadi setelah perkataan Yeremia berakhir).

Kata Taurat sendiri sebenarnya berarti pengajaran oleh Allah. Kata ini diterapkan kepada Kesepuluh Hukum (Dasa Titah), kemudian pada segala hukum dan peraturan dari Tuhan.

Orang Samaria mengakui kelima kitab Taurat ini sebagai kitab suci mereka, namun mereka menolak kitab-kitab lainnya yang terdapat di dalam Perjanjian Lama.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Taurat

MENGAPA ADA KONFLIK DI TIMUR TENGAH ??
Oleh: Zamhasari J. Naimah

PADA masa kerajaan Romawi (27 BC – 1453 AD) yang menganut agama Kristen itu berkuasa, orang-orang Yahudi yang berada di Timur Tengah banyak yang pindah ke Amerika dan Eropa. Kepindahan orang-orang Yahudi itu dikarenakan oleh rasa ketidaksukaan orang-orang Romawi yang beragama Kristen terhadap orang-orang Israel yang beragama Yahudi. Peristiwa itu terus berlangsung hingga kawasan Timur Tengah dikuasai oleh Pemerintahan Islam Kerajaan Turki Utsmani (1299–1923).

Pada saat Timur Tengah ini dikuasai oleh Kerajaan Utsmani, para pemimpin Islam kala itu memberikan jaminan kepada orang-orang Israel yang beragama Yahudi tersebut untuk menetap di wilayah kepemimpinan Islam. Dan jaminan itu juga turut membuka peluang bagi orang-orang Israel yang berada di negara-negara Eropa dan Amerika untuk kembali lagi ke Timur Tengah, terutama ke wilayah Palestina. Kepulangan mereka ini tentu saja sangat wajar karena memang Timur Tengah ini adalah tanah tumpah darah mereka juga. Faktor lain yang membuat orang-orang Israel banyak yang "pulang kampung" dari Eropa ke Palestina adalah karena penguasa Jerman kala itu Adolf Hitler melakukan pembunuhan secara besar-besaran kepada seluruh bangsa yang berdarah Israel.

Memang, sejak masa Nabiullah Musa Alaihissalam, orang-orang Israel (Bani Israel) ini dikenal sebagai bangsa yang banyak tanya (Melayu: nyenyel). Selain itu, bangsa Israel juga dikenal sebagai bangsa yang lihai bersilat lidah dan mengadu-domba (konspirasi). Bahkan Rasulullah SAW sendiri pernah mengingatkan supaya berhati-hatilah bila membuat perjanjian dengan orang-orang Israel, karena memang orang-orang Israel ini pintar bersilat lidah dan mengadu-domba. Keberadaan orang-orang Israel yang ada di Eropa tersebut juga banyak yang menimbulkan masalah. Dan ini memang sesuai dengan naluri Israel itu sendiri, naluri konspirasi. Kembalinya orang-orang Israel dari Eropa ke Timur Tengah itu juga menciptakan permasalahan baru. Lagi-lagi, memang begitulah adanya Israel, yaitu suka mencari-cari masalah. Terbukti, pada saat jumlah orang-orang Israel yang berada di tanah Palestina sudah cukup banyak, maka muncul pulalah hasrat mereka untuk memiliki wilayah khusus yang sah. Dan mereka, dengan segala cara berusaha sekuat mungkin untuk merealisasikan hasratnya itu.

Peluang pembentukan negara Israel semakin terbuka mana kala kerajaan Islam Turki Utsmani mengakhiri sejarahnya di Timur Tengah. Bersamaan dengan runtuhnya kerajaan Islam itu, wilayah Timur Tengah dikuasai oleh negara-negara besar seperti Amerika, Inggris dan Perancis, dimana pada waktu itu wilayah Syiria dan Lebanon sekarang berada dalam cengkaraman Prancis, sedangkan Palestina dan wilayah Arab lainnya berada dalam genggaman Inggris. Hal itu tentu saja mempengaruhi segala kebijakan dan peraturan yang berlaku di Palestina yang mengharuskan untuk tunduk kepada selera dan keinginan Inggris.

Inggris, sebagai mana Amerika dan Prancis yang bernafsu besar untuk menguasai Timur Tengah akan melakukan apa saja demi tercapainya keinginan mereka.Perlu untuk digarisbawahi bahwa Inggris, Prancis dan Amerika bersatu padu untuk menguasai wilayah yang mayoritasnya berpenduduk Islam itu. Disini, bangsa Romawi yang dulu beragama Kristen sangat benci dan memusuhi orang-orang Israel yang beragama Yahudi berubah menjadi "teman akrab" untuk memusuhi orang-orang Islam, dengan satu tujuan utama: menguasai Timur Tengah.

Orang-orang Israel yang berada di Amerika dan Eropa banyak yang memegang peranan penting dalam pemerintahan, sehingga keberadaan mereka ini tentu saja akan mempengaruhi kebijakan negara yang bersangkutan, seperti di Amerika, misalnya. Dalam rangka memuluskan "perjalanan" mereka untuk menguasai Timur Tengah ini, akhirnya Amerika dan Eropa, khususnya Inggris mengabulkan permohonan orang-orang Isarel untuk memperoleh wilayah khusus di tengah-tengah negara yang mayoritas berpenduduk Muslim itu. Pembentukan negara Isarel ini benar-benar mendapat dukungan penuh dari Amerika dan negara-negara Eropa terutama Inggris. Dan dengan bantuan Amerika dan Inggris pula, maka lahirlah negara Israel berdasarkan Resolusi PBB No.181 (Rencana Pembagian Palestina) tanggal 29 Nopember 1947.

Berdasarkan Resolusi PBB No. 181 tersebut, maka Palestina dibagi menjadi (1) Negara Israel yang meliputi 56.47% wilayah kekuasaan Palestina (termasuk wilayah Yerussalem) dengan jumlah penduduk 498.000 jiwa orang Yahudi dan 325.000 jiwa orang Arab. (2) Negara Arab yang meliputi 43.53% wilayah Palestina dengan jumlah penduduk 807.000 jiwa penduduk tetap Arab dan 10.000 jiwa penduduk tetap Yahudi. (3) Wilayah tanggung jawab internasional di Yerussalem, dimana jumlah penduduknya ada 100.000 jiwa orang Yahudi dan 105.000 jiwa orang Arab.

Rebutan Negara-Negara Besar

Ada banyak faktor yang membuat kawasan Timur Tengah ini menjadi rebutan bangsa-bangsa besar seperti Amerika, Inggris dan Prancis. Kawasan Timur Tengah, sebagai mana yang kita ketahui, adalah sebuah kawasan yang memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, Timur Tengah adalah kawasan yang kaya minyak. Minyak adalah darah bagi sebuah negara teknologi. Tanpa minyak, negara teknologi akan mati. Dan minyak ini pulalah yang menjadi faktor sangat penting sehingga negara-negara industri seperti Amerika, Perancis, Inggris menjadi tergila-gila untuk menguasai kawasan ini dengan segala cara walau mengorbankan nyawa orang-orang yang tak berdosa sekalipun.

Kedua, Timur Tengah adalah wilayah yang menjadi "jembatan strategis" untuk menghubungkan ke tiga benua: Asia, Afrika, Eropa. Nah, negara-negara Eropa yang sangat bergantung kepada minyak, tentu saja menjadikan laut Timur Tengah tersebut sebagai jalan pintas untuk mengangkut minyak dari Timur Tengah itu ke benua Eropa. Sebab, pengangkuan minyak itu dilakukan via laut dan tidak mungkin untuk diangkut via darat ataupun udara. Ketiga, Timur Tengah adalah negeri dimana diturunkannya tiga agama besar, yaitu Yahudi, Nasrani (Kristen) dan Islam. Faktor agama ini juga membuat orang-orang Yahudi merasa memiliki terhadap wilayah Timur Tengah, khususnya Palestina.

Faktor Perangsang Amerika Serikat

Keterlibatan Amerika untuk menguasai Timur Tengah ini baru mulai terlihat secara terang-terangan setelah Perang Dunia II (1941-1945). Diantara faktor yang mendorong Amerika untuk menguasai Timur Tengah ini antara lain: Pertama, untuk menguasai minyak yang berlimpah ruah di Timur Tengah, terutama di kawasan Arab Saudi dan Irak. Sebagaimana yang saya sebut di awal tadi, minyak ini merupakan darah bagi negara teknologi, seperti Amerika. Mutu dan kualitas minyak yang terbaik akan digunakan untuk pesawat terbang, sisanya barulah digunakan untuk menghidupkan kompor dan sepeda motor.

Kedua, untuk mempermudah memantau gerak-gerik negara-negara yang ada di Asia, Afrika dan Eropa. Dengan menguasai Timur Tengah maka Amerika akan memiliki akses yang cukup luas untuk mengontrol perkembangan yang terjadi di tiga benua itu secara lebih dekat. Bila sekiranya ada gerak-gerik negara-negara di tiga benua itu yang mengancam kepentingan Amerika, maka Amerika akan lebih mudah dan cepat untuk mengatasi dan mengantisipasinya.

Ketiga, mengamankan Israel. Israel ini adalah "anak emas" Amerika, dan Amerika akan melakukan apa saja demi terpenuhi kepentingan Israel tersebut. Hal ini bisa terjadi karena memang orang-orang Yahudi di Amerika banyak yang memegang posisi penting di lembaga pemerintahan dan perusahaan-perusahaan raksasa di Amerika juga banyak yang dikendalikan oleh orang-orang Yahudi. Lembaga seperti AIPAC (The American Israel Public Affairs Committee) di Amerika juga memainkan peranan yang cukup besar dalam mengendalikan kebijakan luar negeri Amerika terutama yang menyangkut kepentingan Israel.

Keempat, mengantisipasi perkembangan komunisme di Timur Tengah yang disebarluaskan oleh Uni Soviet, saingan Amerika. Komunisme mengajarkan prinsip ekonomi sosialis, dimana setiap individu masyarakat memiliki hak penuh terhadap hasil kekayaannya tanpa perlu dikontrol oleh pemerintah. Tentu saja, ajaran ini memberikan kesempatan yang sangat besar kepada masyarakat Timur Tengah untuk mengembangkan usaha mereka dan pada saat yang sama hal tersebut akan mengancam kepetingan Amerika di Timur Tengah, sebab bila Timur Tengah dilepas begitu saja untuk mengendalikan ekonominya, maka Uni Soviet sudah bisa dipastikan akan memperoleh suplai minyak dari Timur Tengah lebih besar.

Pada masa Perang Dingin (1946-1991), yaitu perang yang tidak menggunakan senjata secara langsung, tapi munculnya ketegangan antara dua negara adi kuasa, Uni Soviet di Timur dan Amerika di Barat karena berbeda pandangan terhadap ekonomi, politik dan ideologi, Uni Soviet secara tidak langsung telah menanamkan ideologi komunisme di Timur Tengah. Duta Besar Amerika di Uni Soviet kala itu, tepatnya pada tahun 1952, George F. Kennan melihat secara langsung proses penyebaran ideologi komunisme di Timur Tengah itu. Dan untuk menghalangi penyebaran ideologi komunisme ini, George F. Kennan akhirnya memperkenalkan suatu kebijakan yang bertujuan untuk membendung pengaruh Uni Soviet ini di Timur Tengah yang disebut dengan "Containment Policy."

Akhirul kalam, saya kira cukup sampai disini dulu sepenggal kisah mengenai Timur Tengah, terutama antara Arab dan Israel. Insya Allah, persoalan-persoalan tentang Mengapa Tidak Ada Kemerdekaan Bagi Palestina? dan Bilakah Timur Tengah Akan Damai? akan saya diskusikan lagi dilain waktu. Persoalan Timur Tengah ini memang rumit, dan tidak cukup 3-4 halaman untuk menuliskan kisah-kisah yang bergejolak di tanah kelahiran para Nabi ini.[]

Zamhasari J. Naimah, alumnus Pondok Pesantren Darul Hikmah (PPDH) Pekanbaru. Mahasiswa Ilmu Politik di Aligarh Muslim University, India.

diambil dari blog http://e-tafakkur.blogspot.com/


Bukti Ilmiah Mukjizat Nabi Musa Membelah Laut
Ilmuwan mengungkap mukjizat Musa masuk akal secara ilmu pengetahuan, teori fisika.
Rabu, 22 September 2010, 12:12 WIB
Elin Yunita Kristanti


Ilustrasi Musa membelah Laut Merah (ramdasstapes.org)


VIVAnews -- Dikisahkan dalam kitab suci perjanjian lama bahwa Nabi Musa dan pengikutnya dari Bani Israil pernah terjebak di antara dua kematian. Maju dihadang laut merah, diam atau mundur bakal dihabisi serdadu Firaun. Lalu Tuhan pun memberi mujizat kepada Musa, nabi tiga agama itu.

Angin bertiup kencang sepanjang malam. Lalu air laut merah pun tersibak ke kiri dan ke kanan, membentuk jalan di antara dinding air yang memberi kesempatan bagi Musa dan pengikutnya melarikan diri. Ketika tentara Firaun mengejar mereka, tiba-tiba dinding air laut runtuh. Maka tenggelam lah mereka.

Ribuan tahun sesudah kejadian itu, kini para ilmuwan meyakini bahwa keajaiban itu merupakan fenomena alam. Para ilmuwan dari National Centre for Atmosphere Research di Calorado Amerika Serikat, sebagaimana ditulis Daily Mail, Rabu 22 September 2010, menemukan bahwa air laut yang tersibak itu akibat gerakan angin.

Dalam sebuah simulasi komputer yang dilakukan para ahli di Colorado itu diketahui bahwa angin timur yang berhembus dengan sangat kuat selama 12 jam dalam semalam, bisa menyibak air laut, menciptakan sebuah jalan tanah sebagaimana digambarkan dalam kisah 'Eksodus'.

Sedikit berbeda dengan deskripsi lokasi di kitab suci, para ilmuwan itu meyakini bahwa lokasi keajaiban bukan di Laut Merah, melainkan di lokasi di dekatnya -- di delta Sungai Nil, di mana sebuah sungai kuno menyatu dengan laguna.

Dari penelitian di lapangan, peta lokasi dan percobaan di laboratorium, para ilmuwan itu menemukan bahwa angin timur dengan kecepatan 63 mph yang bertiup dalam waktu 12 jam akan mendorong air -- baik di danau maupun aliran air. Proses ini akan menciptakan jalan tanah lumpur sepanjang dua mil dan lebar tiga mil selama empat jam.

Saat kecepatan angin turun, air akan kembali ke posisi awal -- mirip fenomena pasang surut. Dalam jurnal Public Library of Science ONE, para ahli menguraikan bahwa siapapun yang terdampar dalam lumpur itusesudah angin melemah akan berisiko tenggelam.

"Orang-orang selalu terpesona dengan kisah 'Eksodus' Musa, meyakini bahwa itu adalah fakta sejarah. Apa yang ditunjukan dalam penelitian ini adalah bahwa deskripsi membelahnya lautan, memang masuk akal dalam hukum fisika." kata Ketua tim peneliti, Carl Drews.

"Membelahnya laut bisa dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika -- menciptakan jalan aman dengan dinding air di dua sisi -- lalu air itu runtuh dan menenggelamkan jalan itu." Simulasi komputer juga menunjukkan tanah kering bisa terlihat di dua lokasi terdekat selama badai angin.

Temuan ilmuwan tidak mirip dengan penjelasan di Perjanjian Lama. Sesuai fisika, terpisah satu sama lain, melainkan, salah satu bagian air terdorong ke sisi berlawanan.

Sebelumnya, sejumlah teori ditawarkan untuk menjelaskan fenomena terbelahnya Laut Merah secara ilmiah. Salah satunya, tsunami -- yang bisa memundurkan air laut dan kemudian memajukannya dengan cepat.

Namun teori tsunami, tidak sesuai dengan penjelasan dalam kitab suci -- bahwa membelahnya laut terjadi secara gradual, dan melibatkan angin.

Sumber http://dunia.vivanews.com/news/read/178885-bukti-ilmiah-mukjizat-nabi-musa-membelah-laut


Tidak ada komentar:

Posting Komentar